News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pagi Ini IHSG Dibuka Melemah

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Tayangan pergerakan saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Laporan Reporter Kontan, Herlina KD

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pagi ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. Data RTI pukul 9.03 WIB menyebutkan, IHSG dibuka melemah di posisi 0,18 persen ke level 6.350.

Hanya tiga sektor yang bertahan di zona hijau yakni sektor industri dasar yang mengaut 0,34%, sektor pertambangan yang menguat 0,19% dan sektor perdagangan yang menguat 0,05%. 

Saham di tujuh sektor lainnya terjerembab di zona merah. Sektor-sektor saham dengan pelemahan tertinggi adalah sektor aneka industri yang turun 1,20%, sektor consumer goods turun 0,57% dan sektor manufaktur yang turun 0,53%.

Total transaksi di bursa mencapai 539,77 juta saham dengan nilai transaksi Rp 336,07 miliar.

Baca: Sudah Turunkan Tarif Penerbangan, Kini INACA Minta Pertamina Turunkan Harga Avtur 10 Persen

Saham-saham top losers di LQ45 :

1. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) (-2,16%)
2. PT Elnusa Tbk (ELSA) (-1,6%)
3. PT Astra Intertional Tbk (-1,51%)

Saham-saham top gainers di LQ45:

1. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) (1,97%)
2. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) (1,4%)
3. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) (0,6%)

Investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 22,87 miliar di seluruh pasar.

Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar oleh asing adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 10,4 miliar, PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 6 miliar dan PT Bank Cntral Asia Rp 6,1 miliar.

Sementara, saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rp 2,6 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 2,5 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 2,4 miliar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini