Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menargetkan penyaluran kredit perseroan di 2019 tumbuh pada kisaran 13-15 persen.
Angka ini melambat dibandingkan capaian pertumbuhan kredit tahun lalu sebesar 16,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Loan growth 13-15 itu kita jadikan basis kita dan kredit quality (Non Performing Loan/NPL) tahun ini kita jaga di bawah 2 persen," ungkap Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo di Kantor Pusat BNI, Jakarta Pusat Rabu (23/1/2019).
Baca: Maruf Amin Langsungkan Pertemuan dengan Para Kiai Sepuh di Surabaya
Untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, bank berlogo 46 itu masih mengandalkan pendapatan berbasis bunga atau Net Interet Income (NIi) serta menjaga kualitas kredit (NPL).
Selain itu, BNI menargetkan laba naik 13-15 persen yoy, NIM 5,3-5,4 persen, NPL 1,9-2 persen, dan DPK hingga 16 persen yoy.
Untuk diketahui, penyaluran kredit BNI di 2018 mencapai Rp512,78 triliun atau tumbuh 16,2 persen yoy dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp441,31 triliun.
Baca: Bakal Hadapi Wakil China di Babak Kedua, Jonatan Christie Akan Perbaiki Penampilannya
Penyaluran kredit itu didominasi oleh transaksi di segmen korporasi swasta, yang tercatat sebesar 29,6 persen dari total kredit yang disalurkan.
Adapun nilainya sebesar Rp 151,71 triliun pada 2018 atau tumbuh 12,9 persen yoy.
Kemudian, 21,6 persen dari total kredit BNI tersalurkan ke Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Nilai kredit ke BUMN mencapai Rp 110,99 triliun pada 2018 atau tumbuh 31,6 persen.
Adapun kualitas kredit BNI di akhir 2018 terjaga di bawah 2 persen. NPL gross BNI membaik dari 2,3 persen pada tahun sebelumnya menjadi menjadi 1,9 persen di akhir 2018.