Laporan Reporter Kontan, Wahyu Tri Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Michelin akhirnya mengumumkan akuisisi 80 persen saham perusahaan produsen ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), senilai US$ 439 juta dengan acuan kurs Rp 14.200 per dollar AS atau Rp 6,23 triliun, Selasa (22/1/2019).
Untuk akuisisi ini Michelin menyatakan akan menggelar tender offer untuk membeli seluruh sisa saham MASA di harga yang sama dengan harga pembelian 80% saham, sesuai dengan aturan pasar modal Indonesia.
Michelin juga menyebutkan akan membayar 80 persen saham Multistrada dari dana internal.
"Akuisisi Multistrada merupakan peluang bagi Michelin untuk memperluas operasional di Indonesia, negara berpenduduk terpadat di Asia Tenggara dan langsung mendapatkan kapasitas produksi yang kompetitif dan berkualitas tanpa menciptakan fasilitas manufaktur baru," kata Jean-Dominique Senard, Chief Executive Officer of the Michelin Group dalam pengumuman akuisisi.
Multistrada memiliki kapasitas produksi lebih dari 180.000 ton ban.
Memanfaatkan keahlian teknisnya, Michelin akan secara bertahap mengubah produksi ban mobil penumpang tier 3 ke merek tier 2 Michelin Group sehingga memungkinkan lebih banyak produksi tier 1 di pabrik Asia lain dan mendukung pertumbuhan permintaan volume tier 2 di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Baca: Empat Tahun Jokowi-JK, Utang Pemerintah Indonesia Membengkak 40,96 Persen Jadi Rp 4.418,3 Triliun
Selain akuisisi 80% saham MASA, Michelin akan mengakuisisi 20% saham PT Penta Artha Impressi. Lewat akuisisi saham perusahaan ritel ini, Michelin akan mendorong pemasaran dan penjualan merek-merek Michelin Group di Indonesia.
"Kami bangga dengan pencapaian Multistrada dan kami yakin Michelin adalah partner ideal untuk membawa Multistrada ke era pertumbuhan dan sukses untuk keuntungan stakeholders dan para pegawai," kata Pieter Tanuri, Chief Executive Officer Multistrada.
Baca: KBRI Wellington Dorong Kopi Nusantara Jadi Single Origin di Selandia Baru
Menurut hitungan Michelin, Multistrada, termasuk 20% saham Penta dan 50 hektare lahan yang tersedia, memiliki nilai perusahaan hingga US$ 700 juta, mewakili 6,3 kali EBITDA dalam 12 bulan hingga 30 September 2018.
Produsen ban ini memperkirakan potensi sinergi manufaktur, penjualan, dan pembelian akan mencapai hingga US$ 70 juta per tahun dalam tiga tahun setelah akuisisi.