Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737-800MAX, jatuh di Bishoftu, sebelah tenggara Addis Ababa pada Minggu (10/3/2019). Jenis pesawat tersebut sama dengan Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018 lalu.
Menanggapi peristiwa tersebut, Xirektorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyampaikan duka yang mendalam atas musibah jatuhnya pesawat yang menewaskan 157 orang tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan, akan terus melakukan pengawasan terhadap maskapai yang masih mengoperasikan pesawat berjenis yang sama di Indonesia.
Pengawasan untuk pesawat Boeing 737-8 Max ini sudah dilakukan sejak Oktober 2018 lalu.
Baca: Kabar Terbaru KRL Anjlok di Bogor - Diberlakukan Satu Jalur hingga KNKT Selidiki Penyebab Kecelakaan
“Hingga saat ini kami terus melakukan langkah-langkah perbaikan mulai dari prosedur operasional maupun additional training serta menindaklanjuti Airworthiness Directive yang dikeluarkan Federal Aviation Administration,” jelas Polana dalam keterangan resmi, Senin (11/3/2019).
Selain pengawasan terhadap pengoperasian pesawat Boeing 737-8 Max, Polana menambahkan, pihaknya tetap bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Boeing maupun lembaga penerbangan dunia seperti FAA untuk terus melakukan evaluasi terkait kecelakaan pesawat jenis Boeing 737-8 Max.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 3 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban, Lihat Sekitar
Menurutnya, kerja sama ini dibutuhkan dalam peningkatan teknik operasional ataupun tindak lanjut Ditjen Hubud terhadap operasional pesawat jenis Boeing 737-8 Max selanjutnya.
“Kami juga akan melakukan komunikasi dan pemantauan proses investigasi pesawat jenis Boeing 737-8 Max yang jatuh di Ethiopia serta berkoordinasi dengan FAA untuk memutuskan langkah lanjut dalam perbaikan operasional Boeing 737-8 Max,” kata dia.
Atas kejadian ini, Polana menghimbau kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia untuk mematuhi prinsip 3S + 1 C dalam penerbangan yaitu Safety, Security, Service dan Compliance (kepatuhan pada aturan yang berlaku) sebab keselamatan harus menjadi hal yang utama dalam penerbangan.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Besok Selasa 12 Maret 2019, Waspada Hujan Petir di Surabaya & Manokwari
Selain itu, para penumpang pesawat udara juga diimbau untuk turut serta dalam menjaga dan meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Karena penumpang pesawat juga mempunyai andil dalam menciptakan keselamatan dan keamanan penerbangan mulai sejak di area terminal bandara, dalam pesawat hingga bandara tujuan," tukas dia.
Untuk diketahui, beberapa maskapai penerbangan di Indonesia juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8. Di antaranya Lion Air dan Garuda Indonesia.
Sementara itu, Pesawat milik Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737-800MAX, jatuh di Bishoftu, sebelah tenggara Addis Ababa pada Minggu (10/3/2019).
Burung besi dengan nomor penerbangan ET 302 itu dijadwalkan terbang menuju Nairobi, Kenya, dengan membawa 149 penumpang dan 8 awak kabin yang seluruhnya dikonfirmasi tewas. Satu di antara penumpang tewas dikabarkan merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).