Perekonomian DKI Jakarta terus berkinerja baik dengan pertumbuhan perekonomian di atas 6%, yang mengindikasikan tetap terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi ibukota.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia pada tahun 2018 berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp.14.837,4 triliun dengan pertumbuhan ekonomi nasional tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sementara itu, pertumbuhan perekonomian DKI Jakarta berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 2.559,17 triliun, atau dengan kata lain, Provinsi DKI Jakarta berkontribusi sebesar 17,2 % terhadap PDB nasional dan menjadi provinsi dengan kontribusi terbesar dibanding provinsi lain di Indonesia.
Selain itu realisasi investasi DKI Jakarta juga cenderung menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia pada tahun 2018, realisasi investasi di DKI Jakarta menembus angka Rp. 114,2 triliun meningkat sebesar 5,1% dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya sebesar Rp. 108,6 triliun.
Pencapaian tersebut semakin menguatkan optimisme Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan kota ini sebagai pusat investasi di kawasan Asia.
“Kondisi perekonomian DKI Jakarta yang terus berkinerja baik berbanding lurus dengan menggeliatnya investasi, untuk itu sebagai garda terdepan dalam mengawal proses investasi di Ibukota, kami senantiasa menghadirkan inovasi layanan yang memudahkan investor” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benni Aguscandra di Mal Pelayanan Publik, Jumat (26/4/19).
Lebih lanjut Benni memaparkan, salah satu inovasi layanan yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta adalah dengan menghadirkan Jakarta Investment Centre (JIC) sebagai pusat informasi dan promosi bidang penanaman modal guna menarik minat para investor untuk memulai usaha di Ibukota.
Selain dikelola oleh perangkat daerah Pemprov. DKI Jakarta, pengembangan JIC juga didukung penuh oleh Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta.
“JIC hadir untuk mensinergikan pembangunan perekonomian di antara para pemangku kepentingan dan pelaku usaha guna meningkatkan pelayanan kepada para investor dan kemudahan berusaha serta peningkatan realisasi investasi di DKI Jakarta” ujar Benni.
Para pengusaha asal Singapura yang tergabung dalam Singapore Business Federation (SBF) telah memanfaatkan layanan Jakarta Investment Center (JIC) yang berada di lantai 5, Mal Pelayanan Publik Provinsi DKI Jakarta dalam rangkaian kegiatan “Overseas Market Workshop : Smart Cities and Infrastructure”.
JIC memfasilitasi para pebisnis Singapura untuk memulai usaha dan melakukan investasi di Jakarta serta menjembatani dalam Business to Business Matching dengan perusahaan di Jakarta dan pimpinan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang smart cities dan infrastruktur .
“Rangkaian kegiatan ini menjelaskan tentang eksistensi JIC dalam memberikan pemahaman mengenai cara berinvestasi di Jakarta dan memaparkan proyek- proyek potensial yang dapat dilakukan melalui skema kerjasama antara investor dan pengusaha melalui skema Business to Business. Terdapat berbagai sektor potensial yang kami tawarkan kepada para calon investor, diantaranya sektor transportasi, sektor properti peruntukan rumah tinggal dan perkantoran, sektor telekomunikasi dan informasi dan lain sebagainya,” ujar Benni.
Benni menjelaskan terdapat 15 proyek potensial yang ditawarkan kepada calon investor antara lain: TOD Lebak Bulus; Sentra Primer Tanah Abang milik Perumda Pembangunan Sarana Jaya; Jakpro Waterfront City milik PT Jakarta Propertindo (Perseroda); Proyek milik PT. Kawasan Berikat Nusantara, diantaranya Multipurpose Dock, Water Treatment Plan, Hunian Sarang Bango dan Area Development; serta Proyek milik Gunung Kartiko, diantaranya Data Center, Digital Signage, Electronic Road Pricing, GPON Office & HRB, Internet Service Provider, Smart Stadium, IOT Platform, dan Tower Provider.
“Masing- masing pengusaha dan pimpinan BUMD selaku pelaksana proyek tersebut memberikan paparan kepada calon investor terkait proyek- proyek yang akan digarap, lokasi proyek, luas area proyek, target waktu pengerjaan, total biaya proyek, hingga skema kerjasama yang diadakan. Diharapkan, para calon investor tersebut dapat berpartisipasi dan merealisasikan investasi di Jakarta,” jelas Benni.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Informasi Promosi dan Kerjasama Investasi (PIPKI) DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, Yan Murdiyan, menerangkan setelah dilakukan pertemuan antara anggota SBF dengan pengusaha dan pimpinan BUMD, selanjutnya para delegasi akan melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk menjajaki kerjasama.
“Terlihat antusiasme yang cukup tinggi dari para calon investor Singapura untuk berbisnis di Jakarta, mereka terus melakukan komunikasi dengan pengusaha dan pimpinan BUMD guna meneruskan rencana kerjasama,” ungkap Yan.
JIC sebagai mitra strategis investor akan membantu mengawal proses perizinan mulai dari pengajuan hingga penerbitan izin dan administrasi lainnya terkait investasi di Jakarta.
Selain itu JIC juga akan membantu mengatasi bila ada kendala atau hambatan yang dialami investor pada saat memulai usaha. Seluruh upaya tersebut dilakukan demi menciptakan iklim investasi yang kondusif dan proses perizinan yang mudah.
“JIC berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian di Jakarta karena investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Untuk itu kami akan menjelaskan alur perizinan secara terperinci, mengawal proses penerbitan izin terkait investasi hingga memastikan bahwa izin dapat terbit dengan cepat dan sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan memiliki izin, maka proses pengerjaan proyek sudah dipastikan memiliki payung hukum dan investasi dapat terealisasi,” pungkas Yan.
Sementara itu Ketua Rombongan Delegasi SBF, Group Managing Director TeleChoice International Limited, Lee Yoong Kin, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran JIC. Sebagai investor asing, dirinya belum mengetahui mengenai mekanisme kerjasama yang dapat dijalin dengan pengusaha dan BUMD serta regulasi yang harus dipenuhi dalam menjalankan proyek.
Dirinya berharap agar JIC mengadakan kegiatan ini secara berkala dan berkesinambungan agar semakin banyak calon investor yang tertarik untuk menanamkan modal di Jakarta.
“JIC sudah memfasilitasi kami untuk menggali potensi investasi di Jakarta. Selain itu kami juga mendapatkan penjelasan mengenai regulasi dalam menjalankan sebuah proyek.” ujar Lee
Lee menambahkan terdapat banyak bidang usaha yang memungkinkan untuk dikerjakan bersama, yang akan membawa manfaat bagi investor dan pembangunan infrastruktur di Jakarta.
Dirinya mengapresiasi kehadiran Jakarta Investment Centre sebagai pusat informasi dan promosi penanaman modal di Jakarta serta mampu memberikan pendampingan bagi para investor dari awal perizinan sampai dengan realisasi investasi di Jakarta
“Terima kasih Jakarta Investment Centre, urus izin sendiri itu mudah” tutup Lee.
Singapore Business Federation (SBF) merupakan perhimpunan perusahaan-perusahaan di Singapura yang bergerak di bidang perdagangan, investasi, dan hubungan industri.
Adapun Overseas Market Workshop adalah rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh SBF untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan di Singapura dengan mengunjungi sejumlah institusi pemerintah dan perusahaan Indonesia, khususnya terkait sektor smart cities dan infrastruktur guna mengekspor lebih dalam peluang bisnis dan investasi di Indonesia.(*)