TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan perkembangan industri di Indonesia sepanjang 10 tahun terakhir mengalami perkembangan pesat.
Bahkan, World Bank menempatkan industri manufaktur Indonesia sebagai negara peringkat kelima di negara-negara G-20.
Hal itu disampaikan Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulisnya, saat mewakili pemerintah Indonesia dalam pertemuan 25 Tahun konferensi internasional, The Future of Asia, di Tokyo Jepang, Kamis (30/5).
Pertemuan ini dihadiri sejumlah pemimpin politik, ekonomi dan akademik dari wilayah Asia. Beberapa presiden dan perdana menteri juga hadir, dari Myanmar, Kamboja, Filipina.
“Dari data terakhir, industri manufaktur Indonesia menyumbang 20 persen ke GDP pada quarter pertama tahun ini.
Dengan raihan itu, World Bank menjelaskan bahwa indonesia berada di peringkat kelima negara-negara G-20, yg berarti hampir sama dengan Jerman dimana kontribusi manufakturnya sebesar 20,6 persen” ujarnya.
Di depan para pemimpin politik dan ekonomi di wilayah Asia, Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar itu banyak menyampaikan soal perkembangan industri di Indonesia.
"Kita berbicara bagaimana Indonesia saat ini yang berbeda 10 tahun lalu. Bagaimana peningkatan ekspor komoditas sepanjang 5 tahun terakhir, yang mana Indonesia fokus ekspor manufaktur bernilai tambah tinggi. Kita bicara bagaimana Indonesia menarik lebih banyak investasi dengan kebijakan Tax Holiday yang agresif," katanya.
Airlangga menyebut bahwa banyak perusahaan menanamkan modalnya untuk berinvestasi mulai US$ 30 juta hingga US$ 2 miliar sepanjang 5-20 tahun.
Di tahun-tahun mendatang, tentu akan semakin besar dengan diberikan inisiatif kebijakan fiskal, yang lebih longgar dalam pertumbuhan ekonomi.
"Sebagai salah satu tujuan investasi dunia, Indonesia semakin dekat untuk menjadi pusat manufaktur Asean. Kita juga bicara bagaimana menjadi salah satu wilayah basis produksi untuk produsen global, dengan menciptakan iklim investasi yang positif dan insentif yang kuat untuk bisnis," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah menggelar pesta demokrasi dimana dibuktikan bahwa Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia, mampu merangkum Islam dan demokrasi dengan politik yang stabil, dan kondisi sosial masyarakat yang tetap optimis di masa depan.
“Presiden Joko Widodo telah menang pemilu. Ini adalah cerminan dari kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah saat ini. Ini juga merupakan tanda bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan pembangunan,” katanya.
Tetunya Presiden Joko Widodo pada masa jabatan kedua ini, lanjut Menperin, akan lebih gencar dalam mengejar reformasi kebijakan dengan dukungan kuat di parlemen.
“Melalui perolehan 60 persen kursi yang mendukung kebijakan politik Presiden Jokowi, termasuk Partai Golkar, tegasnya.