Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Jajaran komisaris dan direksi PT PP (Persero) Tbk meninjau proyek tangki timbun di Pulau Nipah, Kepulauan Riau.
Hal ini penting dan strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetangga.
PT PP (Persero) merupakan investor sekaligus kontraktor dalam proyek tersebut. Dengan total nilai proyek hampir mencapai 400 juta dolar AS, yang diharapkan selesai pada kuartal pertama 2021.
Komisaris dan direksi yang meninjau langsung perkembangan proyek itu adalah Andi Gani Nena Wea selaku President Commisioners PT PP (Persero) Tbk. didampingi Dewan Komisaris lainnya beserta Direktur Strategi Korporasi & Human Capital Managment M. Aprindy dan Direktur Operasi 3 Abdul Haris Tatang.
President Commisioners PT PP (Persero) Tbk Andi Gani Nena Wea mengatakan, desain tanki yang digunakan dalam proyek ini, menggunakan teknologi yang terbaik karena dilengkapi dengan Internal Floating Roof (IFR) yang akan mengurangi kehilangan produk akibat penguapan (vapor loss) hingga 85 persen sampai 90 persen.
Baca: Mandor yang Mengunci Pintu Depan Pabrik Macis Ikutan Tewas Terbakar
Baca: Pacar Billy Syahputra Tampil Bak Sosialita, Begini Jawaban Elvia Cerolline Ditanya soal Pekerjaan
Baca: Kecelakaan Maut Bus Rosalia Indah vs Mobil Terjadi di Kabupaten Semarang, 6 Penumpang Avanza Tewas
Baca: 22 Peti Mati Disiapkan di RS Bhayangkara Medan
"Selain itu, proyek Nipa Storage Tank Terminal menggunakan jenis Alumunium Dome Foor yang memiliki kelebihan selain lebih ringan, bebas perawatan serta tidak terkontaminasi dengan berbagai jenis produk,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (23/6/2019).
Selain memiliki nilai strategis, kata Andi, dengan dibangunnya Storage Tank Terminal menjadi potensi kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi yang efektif, sekaligus juga untuk menjaga NKRI sebagai pertahanan berbasis ekonomi.
"Kunjungan kerja ini untuk melihat sejauh mana perkembangan proyek tersebut. PT PP (Persero) Tbk sendiri merupakan investor sekaligus kontraktor dalam proyek ini. Dengan total nilai proyek hampir mencapai 400 juta dolar AS proyek ini diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2021," katanya.
Pada 2010 melalui cetak biru pengembangan Pulau Nipa, dicanangkan sebuah rencana pengembangan Pulau Nipa sebagai wilayah pertahanan berbasis ekonomi berupa Storage Tank Terminal dengan kapasitas 1.000.000 m3.
Desain yang digunakan untuk Pekerjaan dimaskud menggunakan Teknologi terbaru untuk bisa digunakan untuk White Product.
White product adalah suatu produk yang bernilai tinggi yang merupakan hasil pengolahan dari minyak mentah melalui proses penyulingan dengan karakteristik produk yang lebih jernih, bervolatilitas rendah, tidak berwarna dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan "Black Product".
Contoh produk yang dimaksud adalah Gasoline (Bensin), HSD (Diesel), Kerosine (Minyak Tanah), Naphta, Metil tert butil eter (MTBE).
Seperti diketahui, Pulau Nipa berada di sebelah barat laut dari pelabuhan Sekupang di Pulau Batam. Saat ini, kawasan tersebut ditempati prajurit TNI AL di bawah Komando Lanal Batam.
Pada 2004 Pulau Nipa hampir dalam keadaan tenggelam, sehingga berpotensi menghilangkan batas-batas terluar Base Point wilayah NKRI.
Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Indonesia melakukan revitalisasi dengan cara mereklamasi Pulau Nipa yang selesai pada tahun 2008.
Upaya tersebut juga merupakan salah satu bukti keseriusan NKRI dalam mempertahankan batas-batas wilayahnya, agar kejadian seperti kasus Pulau Sipadan dan Ligitan tidak lagi terulang.