Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar menaruh harapan kepada pemerintah agar dapat memberi perhatian kepada pelaku usaha waralaba (franchise).
Bukan cuma membuka ruang pekerjaan baru, waralaba turut berkontribusi pada realiasasi pertumbuhan ekonomi.
“Harapan dari industri tidak lain agar pemerintah dapat menjalan berbagai program pendampingan bagi pelaku usaha maupun calon pelaku usaha waralaba,” ujar Anang usai peresmian International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019 resmi digelar di Jakarta Convention Center 5 – 7 Juli.
Baca: Kecewa Jokowi-Maruf Menang, Pria Ini Sebar Hoaks dan Cemarkan Nama Baik Mahkamah Konstitusi
“Yang lebih penting adalah pembinaan dan pendampingan. Itu seharusnya yang dibenahi. Franchise itu harus berjalan secara berkala."
Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tertahan di triwulan I 2019 karena melambatnya permintaan domestik dan menurunnya ekspor, ekonomi nasional tetap tumbuh 5,07 persen (y-on-y).
Sementara Ketua Umum AFI, Andrew Nugroho optimis pertumbuhan usaha franchise atau waralaba di Indonesia tumbuh 10 persen tahun 2019 secara tahunan (y-on-y).
"Target kami growth 10 persen untuk tahun 2019 year on year (yoy). Kalau tahun lalu enggak sampai 10 persen, mungkin sekitar 5-6 persen," kata Andrew.
"Target pertumbuhan itu meliputi pertumbuhan cabang, konsep baru, dan transaksi," lanjutnya.
Andrew mengakui, sejauh ini produk makanan dan minuman (food and beverage) menyumbang paling banyak untuk pertumbuhan waralaba di Indonesia.
Alasannya karena jangkauan pasarnya lebih luas dan produk yang dihasilkan lebih simpel.
"Pasarnya food and beverage itu besar sekali, dan memang kalau orang jualan kopi atau kue itu lebih simpel. Jadi banyak pertumbuhannya dari sektor food and beverage itu," papar Andrew.