News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Respons Menteri Pertanian Atas Kasus Kades yang Dipenjara karena Temuan Benih Padi IF-8

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Desa Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Tgk Munirwan ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Kepolisian Daerah (Polda) Aceh terkait kasus bibit padi unggul IF8 tanpa label.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, Munirwan sebenarnya adalah pengusaha yang omzet bisnisnya mencapai Rp 7 miliar per tahun.

Amran mengaku memiliki data tersebut setelah dia menurunkan tim ke Aceh untuk menelusuri lebih mendalam kasus ini.

"Tim kami sudah turun karena kami tadinya menganggap itu petani. Setelah tim kami turun, kami bawakan formulir ternyata itu omzetnya Rp 7 miliar. Miliaran omzetnya," kata Mentan Amran ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Mentan Amran meminta tidak ada pihak yang mengatasnamakan petani jika sedang terbelit masalah hukum.

Baca: Cerita Lengkap Riski Riswadi, Korban Order Fiktif Aplikasi GrabFood di Malang

Kata Amran, dalam kasus ini, Munirwan memiliki omzet usaha yang cukup fantastis.

"Dia sudah pengusaha, tapi enggak apa-apa. Kita bantu. Sekarang kita sudah online single submissions tidak ada biaya. Jadi jangan diatasnamakan petani. Aku minta jangan diatasnamakan petani sehingga ini bisa salah persepsi, ini adalah sudah miliaran omzetnya, Rp 7 miliar," kata dia.

Terkait benih padi IF-8 yang diklaim varietas unggul, Mentan Amran belum meyakini itu. Ia mengatakan saat ini telah banyak benih unggul yang telah bersertifikat.

"Ada bibit jenis Inpari yang mampu menghasilkan 10 sampai 11 ton, bibit IPB 3 yang menghasilkan 13 ton, ini sudah bersertifikat," paparnya.

"Ingat, negara-negara lain yang kena serangan hama tiba-tiba karena ada bibit yang tidak bersertifikat, kalau ini bisa membawa hama, bisa menghancurkan seketika pangan kita, siapa tanggung jawab?," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini