News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Dia Hasil Litbang Unggulan Kemenperin untuk Sektor Industri Tahun 2019

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengantisipasi tren Revolusi Industri 4.0, Pemerintah mendorong pengembangan inovasi teknologi di sektor industri guna memenangkan persaingan global. Mengacu pada Global Competitiveness Index tahun 2018 yang dirilis World Economic Forum, Indonesia berada pada posisi ke-45 dari 140 negara.

Salah satu komponen yang diteliti dalam index tersebut adalah kapabilitas inovasi, dimana Indonesia mendapatkan skor 37 dan bertengger di posisi 68.

Merespon hal itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara mengatakan pihaknya terus mendorong inovasi di tim litbang BPPI melalui kegiatan Litbang Unggulan.

Targetnya adalah untuk mendapatkan hasil litbang terbaik yang bisa berkontribusi menjawab permasalahan industri, meningkatan nilai tambah bagi komoditi domestik, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Baca: Perpres Kendaraan Listrik Belum Kunjung Terbit, Ada Apa?

Tahun ini terpilih enam hasil litbang terbaik yang sejalan dengan target dan tujuan tersebut,. Masing-masing adalah riset Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan dengan judul 'Rekayasa dan Rancang Bangun Heavy Duty Coupling Produk Industri Kecil Menengah untuk Pabrik Kelapa Sawit'.

Riset ini untuk membantu meningkatkan efisiensi produksi dan menekan nilai impor pada komponen mesin yang digunakan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia.

Baca: YLKI Terima Empat Pengaduan Warga Akibat Matinya Aliran Listrik PLN

Saat ini, industri kelapa sawit nasional masih mengandalkan produk impor dalam pengadaan beberapa komponen alat prosesnya, salah satunya yaitu Heavy Duty Coupling.

Balai Besar Kerajinan dan Batik dengan mendapatkan 2 hasil litbang terbaik, dengan judul 'Perancangan Aplikasi Pembeda Produk Batik dan Tiruan Batik menggunakan Tensor Flow, Batik Analyzer'.

Aplikasi ini mengadopsi teknologi kecerdasan buatan  berupa machine learning. Sistem dapat dilatih untuk membedakan produk batik dan produk tiruan batik.

Judul litbang lainnya adalah 'Limbah Kulit Buah Kakao Untuk Pewarna Batik' dengan memanfaatkan limbah kulit buah kakao untuk bahan pewarna alami batik.

Balai Besar Kimia Kemasan juga menghasilkan riset berjudul 'Antioksidan dan Wound Healing dari Ekstraksi Spirulina sp sebagai Bahan Sediaan Kosmetik'.

Riset ini mendapati bahwa antioksidan berpotensi digunakan sebagai bahan untuk mempercepat penyembuhan luka (wound healing) dengan meningkatkan pertumbuhan sel sehingga regenerasi sel pada kulit yang mengalami kerusakan akan tumbuh lebih cepat.

Balai Besar Pulp dan Kertas menghasilkan riset berjudul 'Furfural dari Proses Pembuatan Pulp' melalui analisa cairan prehydrolized liquor (PHL) yang dihasilkan pada di industri dissolving pulp yang masih banyak mengandung hemiselulosa dan belum banyak dimanfaatkan.

Penelitian ini memanfaatkan cairan PHL untuk mendapatkan furfural yang dapat menjadi bahan baku industri farmasi yang selama ini hanya didapatkan dari impor.

Sementara itu, Balai Besar Tekstil memiliki hasil riset berjudul 'Xanthan Gum dari Xanthomonas Campestris Sebagai Pengental Untuk Aplikasi Proses Pencapan Tekstil'.

Selama ini pengental yang umum digunakan pada proses pencapan tekstil adalah sodium alginate. Bahan tersebut digantikan dengan Xanthan Gum dengan media ampas tahu yang memiliki hasil kualitas printing warna yang lebih baik.

“Melalui penghargaan ini, diharapkan dapat memotivasi para inventor lain untuk terus berkarya dan menumbuhkan semangat nasionalisme,” ujar Ngakan Timur Antara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini