News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Serikat Pekerja PLN: Potong Gaji dan Bonus untuk Bayar Ganti Rugi Listrik Padam, Langgar UU

Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Permukiman warga Jakarta difoto dari Rusun Karet Tengsin terlihat gelap gulita hanya gedung perkantoran dan apartemen yang terang, Minggu malam (4/8/2019). Aliran listrik di Banten, Jabodetabek hingga Bandung terputus akibat adanya gangguan pada sejumlah pembangkit di Jawa. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serikat Pekerja PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) menolak pemotongan gaji dan bonus karyawan demi membayar kompensasi ke pelanggan akibat pemadaman listrik di sejumlah wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019) lalu.

Sebelumnya, direksi PLN menjelaskan, pemotongan gaji karyawan itu demi membayar ganti rugi sebesar Rp 839,88 miliar kepada 21,9 juta pelanggan yang terdampak mati listrik massal.

"Saya sangat yakin pekerja tidak setuju gaji bulanannya dipotong, potensi melanggar UU dan Peraturan lainnya," kata Ketua Umum Serikat Pekerja PLN Eko Sumantri saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (7/8/2019).

Eko menjelaskan, regulasi yang berpotensi dilanggar antara lain Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. 

Baca: Tujuh Ikan Koi Piaraan Mati karena Listrik Padam, Warga Tebet Gugat PLN ke Pengadilan

Eko merujuk pada Pasal 93 UU 13/2003 serta Pasal 24 PP 78 Tahun 2015 yang mengatur upah tidak dibayarkan hanya jika pekerja tidak melakukan pekerjaan. Dalam Pasal 24 PP 78 disebutkan pekerja yang tidak bekerja karena sakit, menikah, hingga mengambil hak istirahat juga tetap harus dibayar upahnya. 

Baca: YLKI Terima Empat Pengaduan Warga Akibat Matinya Aliran Listrik PLN

Alih-alih memotong gaji karya, Eko menyarankan para anggota direksi menjadi pihak yang berkorban untuk membayarkan kompensasi tersebut.

"Dalam pemberian gaji ada prosedurnya, jika saya jadi direksi maka tentu sebagai pemimpin perusahaan saya duluan menolak dibayar gaji karena terjadi insiden tsb," ucapnya.

Eko menilai pernyataan pemotongan gaji kemungkinan baru terlontar dari Direktur Pengadaan Strategis 2 Djoko Rahardjo Abumanan.

"Kami belum klarifikasi tentang info tersebut,  mungkin hanya kata-kTa spontanitas dari salah satu direksi PLN," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Pengadaan Strategis II PLN, Djoko Rahardjo Abumanan bilang, perseroan harus melakukan efisiensi untuk bisa membayarkan ganti rugi.
Satu di antaranya dengan memangkas gaji karyawan.

Dia menjelaskan, pemangkasan gaji yang dimaksudkan adalah dari insentif kesejahteraan karyawan.

Pasalnya, dengan besaran nilai ganti rugi tersebut, keuangan PLN berpotensi negatif. "Makanya harus hemat lagi, gaji pegawai dikurangi," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini