Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengungkap data kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2018 alami penurunan. Dari target yang semula dicanangkan sebesar 17 juta, namun realisasinya hanya ada di angka 15,8 juta saja.
Penurunan itu terjadi karena berbagai faktor. Utamanya ialah peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2018. Semisal bencana alam gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, hingga fenomena likuefaksi.
Deretan peristiwa alam ini menyebabkan banyak turis-turis asing membatalkan perjalanannya ke Indonesia.
"Target 2018, 17 juta, realisasi 15,8 juta. Itu karena berbagai kejadian, banyak turis membatalkan perjalanannya," ungkap Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional III Kemenpar, Raden Sigit Witjaksono dalam acara The 5th Congress of Indonesian Diaspora di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
Terlepas dari itu semua, Kemenpar kini memasang target sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara bisa berkunjung ke Indonesia untuk tahun 2019.
Guna mencapainya, ada tiga grand marketing strategy yang telah disusun oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Yakni Ordinary Strategy, Extra Ordinary Strategy, dan Super Extra Ordonary Strategy.
Baca: Kemenpar “Road Show” Singapura hingga India Jaring Turis Negeri Bollywood
Dimana dalam Ordinary Strategy, ada tiga hal utama yaitu branding, advertising, dan selling. Sementara Extra Ordinary Strategy meliputi Incentive Access, Hot Deals, dan Programmatic Online Ads.
Sedangkan dalam Super Extra Ordonary Strategy, ialah Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal.
"Target tahun ini 20 juta, mudah-mudahan kita bisa mendekati target tersebut dengan ordinary dan ekstra ordinary strategy," jelas dia.
"Kemenpar punya kegiatan selling langsung ke negara yang dituju. Kemudian kita juga ikut pameran besar. Influencer kita undang juga untuk mempromosikan destinasi yang kita tuju," sebutnya.