TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan teknologi robotik diyakini mampu meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia memasuki era industri 4.0.
Namun, rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia masih rendah, hanya 5 robot per 10 ribu karyawan. Sedangkan di tingkat global rasionya sudah mencapai 85 robot per 10 ribu karyawan.
Salah satu pemain robot global yang sedang mengincar pasar Indonesia adalah Universal Robots. Perusahaan teknologi robot asal Denmark ini mulai menyasar pabrikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, yang terus berevolusi dalam proses produksinya dengan memanfaatkan teknologi.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan, industri otomotif di Indonesia sebenarnya sudah mengadopsi teknologi robot atau otomasi.
Sejumlah jenis pekerjaan perakitan sudah menggunakan robot, antara lain pengelasan (welding), painting, bodi, dan sebagainya.
“Industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot. Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan,” ujar Kukuh di acara Diskusi Pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia bertajuk Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0 di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Baca: Kronologi Lengkap Penangkapan Bos Dealer Mobil Jaguar Terkait Dugaan Suap 4 Pegawai Pajak
Diskusi ini dihadiri pengamat otomotif Agus Thajajana dan General Manager Universal Robots (UR) Sakari Kuikka serta perwakilan manufaktur otomotif di Indonesia seperti dari Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Wuling, DSFK, Hino, KTB.
Kukuh menjelaskan, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 mencapai 1,76 persen atau setara Rp 260,9 triliun.
"Industri otomotif juga masuk kelompok 10 besar investasi asing langsung di Indonesia pada 2018 senilai US$ 1 miliar," ujarnya.
Dari sisi penjualan, sejak 2012 hingga 2018, penjualan mobil di Indonesia berada di level satu jutaan unit. Pada tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualannya mencapai 1,1 juta unit.
General Manager Universal Robots, Sakari Kuikka mengatakan, potensi pasar Indonesia menjanjikan, karena rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih rendah. Rasionya, 5 robot per 10 ribu karyawan.
Artinya, 5 robot dioperasikan oleh 10 ribu karyawan. Sedangkan negara lain rasionya lebih tinggi, seperti Singapura yang memiliki rasio 658 robot per 10 ribu karyawan. Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10 ribu karyawan.
"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10 ribu karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10 ribu karyawan," ujarnya.
Universal Robots memiliki fasilitas produksi di Denmark dengan fasilitas reserch and developmnet (R&D) di Denmark dan Boston, Amerika Serikat.
Pengamat otomotif Agus Thajajana menyatakan, untuk memproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, perusahaan manufaktur otomotif harus menggunakan robot untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama.
Dia menyatakan, teknologi robot mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya, peningkatann efisien proses produksi, serta meningkatkan daya saing.