Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Kesehatan mendapat tawaran kerjasama dengan sebuah perusahaan asuransi asal China untuk membemahi infrastruktur teknologi informasinya menyusul limbungnya lembaga jaminan sosial ini akibat pembengkakan defisit.
Informasi tawaran tersebut pertama kali dilontarkan Menko Bidang Kemaritiman, Luhut B Panjaitan.
Menanggapi hal itu, manajemen BPJS Kesehatan menyatakan tawaran tersebut baru tahap penjajakan, dan belum ada pembicaraan detil.
"Kalau yang IT itu gini, Pak dirut dipanggil Pak Luhut dan itu kita lihat perhatian Pak Luhut terhadap BPJS Kesehatan. Ternyata ada teman pengusaha dari China yang sudah mahir soal IT dan menawarkan kerjasama," kata Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma'ruf di gedung DPR RI Jakarta, Senin (26/8/2019).
Baca: Profil Lengkap Penajam Paser Utara, Ibukota Baru Republik Indonesia yang Diumumkan Jokowi
Dia mengatakan, BPJS Kesehatan saat ini sebenarnya sudah memiliki divisi IT yang bertugas melayani 224 juta peserta BPJS Kesehatan.
"Ini masih penjajakan dan belum ada pembicaraan lebih detil. Itu kita perlu pahami JKN ini sudah pakai IT juga sejak PT Askes (Persero) kita membangun IT juga, sekarang dengan jumlah kepesertaan 224 juta. Ada transaksi kepesertaan, transaksi keuangan, transaksi pelayanan di rumah sakit puluhan ribu dan itu harus dikelola dengan IT tidak bisa dikelola dengan manual," terang M Iqbal.
Baca: Inilah Lima Kelebihan Samboja, Kecamatan di Kukar yang Akan Jadi Ibu Kota Baru RI
Menteri Luhut sebelumnya menyatakan, tawaran perusahaan asal China itu datang dari Ping An Insurance.
Menurut Luhut, Ping An Insurance menawarkan bantuan mengevaluasi sistem TI BPJS Kesehatan dan berniat memperbaiki kelemahan teknologi di BPJS Kesehatan. Perusahaan ini juga menjual software.