TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (persero) atau yang akrab disebut Asuransi Jasindo menyelenggarakan edukasi literasi keuangan di sekolah-sekolah.
Program edukasi literasi yang dijalankan ini sesuai dengan program pemerintah yang ingin memberikan dasar pengelolaan keuangan sehingga tercapai inklusi keuangan di Indonesia.
“Dimulai dari lingkungan keluarga dan di lingkungan pendidikan (Sekolah), dan dengan pemahaman keuangan yang merata di seluruh lapisan masyarakat, inklusi keuangan dapat dicapai. Melalui program edukasi literasi keuangan, Asuransi Jasindo turut berpartisipasi dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai prinsip pengelolaan keuangan,” kata Group Head Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Ario Radityo setelah memberikan materi Edukasi Literasi Keuangan di SMAN 8 Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Ario menambahkan, sebagai salah satu elemen produk jasa keuangan, asuransi merupakan bagian penting dari literasi keuangan untuk memberikan persepsi tentang keuangan dan mitigasi risiko di masyarakat.
Baca: Asiknya Plesiran di Macao, Naik Bus dan Kereta Gantung Gratis
Baca: Dihadiri Influencer Populer, PopStar Rayakan Ultah Pertama dengan Meriah
Banyaknya persepsi awam yang masih menganggap asuransi sebagai rencana yang sia-sia termasuk salah satu permasalahan dalam upaya meningkatkan literasi keuangan.
“Perlu adanya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi seiring semakin meningkatnya ketidakpastian risiko selama ini, Asuransi Jasindo sangat mendukung program OJK dalam upaya meningkatkan literasi keuangan nasional di masyarakat, salah satunya dengan menggelar Jasindo Goes To School (JGTS) di mana Asuransi Jasindo berpartisipasi pada kegiatan edukasi mengenai asuransi,” katanya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyiapkan pemahaman-pemahaman mendasar terkait jasa keuangan dan inklusi keuangan, hal ini dikarenakan menurut laporan lembaga internasional Bank Dunia atau World Bank, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2017, yaitu sebesar 5,2 persen.
“Namun demikian berdasarkan data hasil penelitian Master Card Singapura, yang merupakan negara dengan urutan pertama dalam literasi finansial, menyatakan kalau Indonesia tidak termasuk ke dalam 10 besar. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi seluruh stakeholder untuk dapat mengupayakan optimalisasi literasi finansial bagi masyarakat,” jelas Ario.
Dengan semangat menyebarkan pemahaman terkait keuangan dan jasa keuangan itu sendiri, di tambah dengan panduan Literasi Nasional yang telah di terbitkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, Asuransi Jasindo optimis kegiatan yang di lakukan dapat memberikan kontribusi positif bagi optimalisasi literasi keuangan di Indonesia.
“Selain edukasi literasi keuangan kami juga memberikan pemahaman sedini mungkin kepada siswa dan siswi sekolah untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik sekali pakai agar dapat mengurangi sampah yang ada selama ini. Sehingga dengan kesadarannya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dapat memberikan kehidupan yang lebih baik lagi untuk masyarakat Indonesia,” pungkas Ario.