TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Prasetyo Sunaryo mengatakan, era Industri 4.0 ini menciptakan perubahan besar.
Di bidang ekonomi mengubah cara orang berproduksi, distribusi dan konsumsi.
"Sementara di dunia pendidikan, memberi pilihan-pilihan bagaimana siswa belajar," kata Prasetyo Sunaryo saat lokakarya nasional yang fokus dalam bidang pendidikan dan ekonomi di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto, sekaligus menjadi pembicara kunci.
Dalam pandangan LDII, kata Prasetyo, masyarakat harus disiapkan dalam menyambut revolusi industri 4.0 harus, salah satunya menghilangkan gap dalam penggunaan internet.
"Kami mendorong warganya untuk memanfaatkan internet dalam pendidikan dan ekonomi. Saat ini warga LDII telah bergiat di bidang internet, baik di bidang pertanian, pendidikan, dan ekonomi,” kata Prasetyo Sunaryo.
Prasetyo menyebut, era disrupsi yang memindahkan aktivitas sosial, politik, dan ekonomi dari alam nyata ke alam maya, memang berdampak serius.
Baca: Bamsoet: Tri Dharma Perguruan Tinggi Harus Mampu Hadapi Revolusi Industri 4.0
Umat manusia sebelumnya tak berpikir bahwa dunia bisa seperti ini yakni terjadinya economic shifting mengakibatkan kegoncangan, bisnis yang mapan bisa jatuh lalu muncullah jenis-jenis usaha baru yang memanfaatkan internet.
Sementara di bidang pendidikan, sangat memungkinkan matinya lembaga-lembaga kursus atau les, karena terdapat aplikasi yang memungkinkan siswa atau orangtua memilihkan guru les, seperti ruangguru.com.
"Tanpa antisipasi atau pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa kehilangan mata pencaharian," katanya.
Namun di sisi lain, bila dimanfaatkan, era digital memberi kesetaraan bagi semua orang untuk mengakses kesejahteraan, membuka usaha, bahkan menjadi artis di Youtube, tanpa harus membintangi film atau membuat karya seni yang hebat.
“LDII sedang mendorong warganya untuk bisa beradaptasi dengan revolusi industri 4.0, agar imbas terpuruknya ekonomi, bisa disiasati dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan di era digital ini,” ujar Prasetyo.
Lokakarya nasional nantinya mengundang 200 orang perwakilan dari DPW-seluruh Indonesia, praktisi ekonomi dan pendidikan.
Baca: Hindari Resesi Ekonomi di Dalam Negeri, Pengamat Sarankan OJK Lakukan Hal Ini
Pertumbuhan sekolah dan pesantren di lingkungan warga LDII sedang digiatkan. Sementara di sisi lain, fokus pengembangan ekonomi syariah dengan usaha-usaha konvensional, harus berinovasi menghadapi economic shifting.
“Dunia pendidikan dan ekonomi merupakan tulang punggung bangsa untuk menjadi bangsa yang maju, untuk itu kedua hal ini harus bisa beradaptasi dengan era digital. Khususnya usaha-usaha yang dikelola dalam bentuk koperasi-koperasi majelis taklim warga LDII,” ujar Prasetyo.
Lokakarya yang bakal digelar pada 10-13 September tersebut, akan dihadiri sejumlah akademisi dan praktisi di bidang pendidikan dan ekonomi. Dari sisi teoritis, peserta bisa memahami gejala atau fenomena, sementara para praktisi akan memberikan pengalamannya melampaui era industri 4.0.