Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjanjikan, proses desain terkait kereta kencang Jakarta-Surabaya bakal selesai tahun depan.
Menurut Budi, pemerintah RI akan bekerja sama dengan Jepang untuk proyek tersebut. Kedua belah pihak, lanjutnya, bakal menandatangani nota kesepahaman pekan depan.
"Minggu depan akan MoU, dan kita akan selesaikan dalam satu tahun desainnya," ucap Budi usai membuka pameran Indotrans Expo 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Dalam acara yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kereta kencang Jakarta-Surabaya ini bakal menjadi saingan bagi moda transportasi lainnya, termasuk pesawat.
JK menjelaskan, jarak tempuh dari kedua wilayah tersebut menggunakan kereta kencang dibanding pesawat akan hampir sama.
Dia menggambarkan, lama penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Juanda sekitar satu jam. Namun, bila ditambah lama perjalanan dari rumah menuju bandara ditambah waktu tunggu boarding sampai pesawat lepas landas hingga mendarat di bandara tujuan, waktu yang dihabiskan penumpang bisa mendekati lamanya naik kereta kencang tersebut.
"Dari Cengkareng 1 jam, dengan catatan tidak macet. Anda menunggu setengah jam, naik pesawat 1 jam, ambil barang setengah jam, sudah 4 setengah jam. Ke rumah setengah jam, (totalnya) 5 jam," ucapnya.
Baca: Lenovo V130-14, Laptop Harga Terjangkau Berkinerja Mumpuni untuk Para Pebisnis
Pada akhirnya, menurut JK, penumpang yang akan menentukan moda transportasi yang lebih nyaman dan sesuai kebutuhan mereka.
Baca: Buka 3 Hari, Facebook Cafe Ajak Pengunjung Ngobrol Santai Soal Privasi di Medsos
"Kalau naik kereta api 5 jam, anda naik di Gambir tiba di Pasar Turi 5 jam, persis sama. Jadi nanti akan terjadi persaingan sistem lagi. Bukan persaingan antara Citilink dengan Lion Air, tapi persaingan antara kereta api dengan pesawat," kata orang nomor dua di RI itu.
Terkait pendanaan proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya, Indonesia akan menerima kucuran modal dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Namun, nilai investasinya masih belum diumumkan.