Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengungkapkan fakta sampai saat ini Tuna Indonesia kesulitan menembus pasar Uni Eropa, meski telah menguasai pasar tuna di Amerika Serikat.
Ia mengatakan, Uni Eropa memasang tarif masuk tinggi sekitar 20 persen bagi produk Indonesia yang masuk ke negaranya.
Baca: Menteri Susi Pudjiastuti Rapat Bareng Interpol dari Amerika sampai Panama
Sementara untuk masuk ke Negeri Paman Sam, Tuna Indonesia tidak dikenakan biaya.
"Kita kalah harga (kalau masuk Uni Eropa) harus ditambah 20 persen. Ke Amerika Serikat jadi ekspor Tuna nomor 1 karena sejak 2015 sudah bebaskan tarif impor," ujar Susi, di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).
Ia menerangkan, ekporstir Tuna terbesar ke pasar Eropa saat ini dikuasai Thailand.
Meski demikian, Susi Pudjiastuti menambahkan masih ada negara lain yang membeli Tuna Indonesia dengan skala besar selain Amerika Serikat, yakni Thailand.
"Ekspor kita (Indonesia) ke Thailand juga naik. Sebenarnya Thailand itu impor (Tuna) dari kita, 800 persen kenaikan ekspor ke Thailand," kata dia.
Baca: Mengenang Senyum Manis Sulli Bersama 2 Mantan Pilar Manchester United
Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat ini, berharap ke depan, dengan kerja sama Menlu RI dan Mendag RI, akan ada perundingan bersama Uni Eropa, yang membahas soal biaya masuk.
"Harus ada perundingan dengan mendag, menlu. Saya enggak bisa sendiri bahas bersama Uni Eropa. Kita dianggap Eropa kaya karena masuk G20, makanya dikenakan tarif 20 persen," jelas Susi Pudjiastuti.