Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara direncanakan menjadi super hub atau pelabuhan pengumpul sektor logistik ekspor-impor.
Hal itu dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam agenda Indonesia Transport Supply Chain & Logistics (ITSCL) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
“Saat ini fokus yang sudah direct call di pelabuhan Tanjung Priok. Kita harus mendorong porsi direct call dengan harapan yang lain kemudian menyusul,” katanya.
Menteri Bambang menjelaskan optimalisasi pelabuhan direct call ini untuk menjawab isu kinerja negatif logistik nasional.
Ke depan, transhipment di pelabuhan Singapura ditekan hingga 70 persen dalam jangka panjang.
“Ini merupakan pondasi awal rencana penurunan defisit neraca jasa sebesar 10 persen.”
“Kemudian target lain menurunkan biaya logistik sebesar kurang lebih Rp 765 Triliun dalam lima tahun,” tegas Bambang.
Baca: Menhub Ingin Pelabuhan Tanjung Priok Jadi Hub Internasional
Tujuh pelabuhan yang juga terlibat dalam program port hub di antaranya Kuala Tanjung Sumatera Utara, Tanjung Perak Surabaya, Pontianak, Bitung (Sulawesi Utara), Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong di Papua.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin bidang Transportasi,Carmelita Hartoto optimis sektor transportasi dapat tumbuh didukung pemerintah serta stakeholder terkait.
"Harus tetap optimis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prirotas lima tahun ke depan. Ini akan cukup mengerek sektor transportasi nasional," jelas dia.
Masalah beban biaya logistik yang dinilai masih tinggi yakni beban logistik 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Daya saing kinerja pasti menjadi tantangan namun melalui perbaikan kinerja logistik nasional kami meyakini biaya dapat lebih efisien," ucapnya.