Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti INDEF Bhima Yudhistira menilai saat ini ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan para investor asing dalam menentukan investasinya di Indonesia.
"Tekanan global yang masih besar juga ikut berpengaruh ke fluktuasi kurs rupiah," ujar Bhima, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Senin (21/10/2019).
Selain tekanan global yang berpengaruh terhadap fluktuasi kurs rupiah, faktor yang melanda banyak negara dan berdampak pada tidak stabilnya ekonomi pun turut menjadi pertimbangan para investor asing.
Hal ini dinilai mampu merubah strategi mereka dalam mengelola dana di negara seperti Indonesia.
"Instabilitas politik di Hong Kong, Brexit dan perang dagang yang masih jauh dari kata usai, merubah strategi pengelolaan dana para investor di negara berkembang," jelas Bhima.
Baca: Jadi Simbol Dunia Digital, Masuknya Nadiem Makarim ke Kabinet Direspons Positif
Momen pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun dianggap tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan investor dalam melakukan net buy.
Karena saat ini para investor asing lebih memilih menunggu momen Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya, khususnya yang masuk dalam 'tim ekonomi'.
Para investor asing menilai nama yang akan masuk sebagai 'tim ekonomi' Jokowi-Ma'ruf lebih menentukan karena akan menjadi pembuka peluang investasi melalui kebijakan strategis dan teknis.
"Hari Senin ini diperkirakan investor khususnya asing, masih akan ada aksi wait and see menunggu presiden umumkan kabinetnya," kata Bhima.
Menurut Bhima, 'Jokowi Effect' tidak terlalu memiliki pengaruh dalam menarik minat para investor asing pada era pemerintahan Jokowi pada kali kedua.
"Dibandingkan periode I Jokowi, kali ini Jokowi effect mulai memudar," pungkas Bhima.
Bahkan pidato Jokowi dalam momen pelantikannya di Kompleks Parlemen MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019) pun tidak terlalu berpengaruh.