TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi jual saham oleh investor asing beriringan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 0,34% hari Jumat (1/11/2019) kemarin.
Investor asing melakukan lebih banyak penjualan ketimbang pembelian. Net sell asing tercatat Rp 363,77 miliar di pasar reguler dan di pasar keseluruhan Rp 215,87 miliar.
Selanjutnya ada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan net sell Rp 136,27 miliar.
Harga saham PGAS melemah 12,32% ke harga Rp 1.850 per saham.
Kemudian menyusul Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan jual bersih Rp 51,57 miliar, hari ini saham BBRI juga turun 0,71 ke harga Rp 4.180 per saham.
Saham BUMN lainnya seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengalami net sell Rp 22,5 miliar. ada penutupan perdagangan hari Jumat kemarin JSMR melemah 3,67% ke harga Rp 5.250 per saham.
Bank Tabungan Negara (BBTN) juga mencetak net sell Rp 10,68 miliar, pada penutupan perdagangan Jumat (1/11/2019) harga saham BBTN turun 0,54% ke harga Rp 1.850 per saham.
Kemudian disusul dari perusahaan pertambangan milik negara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga mencatat jual bersih Rp 5,37 miliar, dan saham PTBA juga terkoreksi 2,67% ke harga Rp 2.190 per saham.
Penjelasan analis
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai ada beberapa kebijakan-kebijakan yang menyebabkan investor asing melepas saham BUMN.
Misalnya saja pembatalan kenaikan harga gas industri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Padahal rencananya harga gas industri naik hari ini, Jumat (1/11/2019).
Kemudian ada juga kebijakan percepatan larangan ekspor nikel ore. "Kalau kebijakan ini mungkin dampaknya jangka pendek, karena nanti selanjutnya baik juga buat hilirisasi," katanya.
ia bilang apabila investor banyak melakukan aksi jual usai melihat capaian kinerja keuangan kuartal III dari emiten BUMN. "Kinerja laporan keuangan juga mempengaruhi, ada sebagian yang (hasilnya) bagus, ada juga yang kurang bagus," tambahnya.
Meski begitu, ia yakin aksi jual asing tak akan berlangsung lama, dan dana asing akan kembali masuk ke pasar modal pada pertengahan November mendatang.