TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Atas kontribusinya terhadap penghasilan negara yaitu Penghasilan Negara Bukan Pajak dan program pengembangan masyarakatnya, PT Freeport Indonesia diganjar dua penghargaan oleh Indonesian Mining Association (IMA).
Dalam keterangan pers yang diterima Senin (25/11/2019), PT Freeport Indonesia (PTFI) mendapatkan penghargaan IMA Awards 2019 untuk kategori kontribusi terbesar kepada negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Pemberian penghargaan ini, sebagi dorongan semangat kepada perusahaan anggota IMA untuk berkontribusi lebih baik lagi kepada negara dan masyarakat," kata Ketua IMA Ido Hutabarat dalam keterangan tersebut.
Kontribusi PTFI terhadap target PNBP Nasional lebih dari 10% atau sebesar Rp 4,2 triliun. Kontribusi ini mengalami kenaikan 51% dari tahun kemarin sebesar Rp 2,02 triliun.
Baca: Ada Motif Ekonomi di Balik Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata Ganggu Freeport
Baca: Klaim Fadli Zon Sebut Prabowo Perjuangkan 1 Persen Dana Social Development dari Freeport untuk Papua
Baca: Penerimaan Negara Bukan Pajak Bulan Februari 2019 Tumbuh Melambat
Kontribusi besar dari PTFI ini mendorong realisasi PNBP Indonesia pada tahun 2018 di sektor pertambangan mineral dan batubara mencapai Rp 32,2 triliun. Keputusan untuk menempatkan PTFI di peringkat pertama diambil oleh tim penilai dan tim teknis yang terdiri dari perwakilan dari praktisi pertambangan serta Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
PTFI juga mendapatkan penghargaan pada kategori perusahaan yang melakukan Program Pengembangan Masyarakat terbaik. Kategori ini merupakan kategori yang baru ada di tahun 2019.
PTFI memiliki setidaknya enam program pengembangan masyarakat, antara lain adalah program pendidikan, program kesehatan, program tingkat pendapatan riil/pekerjaan, program kemandirian ekonomi, program sosial dan budaya, serta program infrastruktur.
Program Pendidikan PTFI dilaksanakan dengan mendirikan Institut Pertambangan Nemangkawi pada tahun 2013 yang dibangun di dalam area industri PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana.
Institut ini didirikan dengan tujuan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi siswa pramagang serta magang. Sejauh ini, per Juli 2019, IPN telah melatih lebih dari 4.000 pemagang, di mana mayoritas bekerja di PTFI dan perusahaan-perusahaan mitranya. Sisanya bekerja di perusahaan lain maupun menjadi entrepreneur.
Malaria Center dan Klinik Terapung adalah Program Kesehatan PTFI yang dilaksanakan bekerja sama dengan Dinkes Kabupaten Mimika, LPMAK, dan sejumlah pihak lainnya dengan membangun Malaria Center memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk memutus mata rantai penularan malaria di Papua khususnya di Kabupaten Mimika.
Malaria Center berhasil menurunkan jumlah penderita malaria sejak tahun 2013. Sedangkan ‘Klinik Terapung' membuka akses kesehatan kepada masyarakat Papua untuk layanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan umum dan spesialistik, dan vaksinasi atau imunisasi.
Juga layanan lainnya seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, penyuluhan kesehatan, pelayanan rujukan terbatas, pemeriksaan laboratorium penunjang, pelatihan petugas medik, serta membantu pengiriman logistik medis.
Program Tingkat Pendapatan Riil/Pekerjaan diimplementasikan oleh PTFI bermitra dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan Rumah Kreatif BUMN di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Melalui program ini, sebuah usaha perkebunan rakyat di area SP-12,
Distrik Kuala Kencana telah dirintis seluas puluhan hektar dan sejauh ini telah ditanami 10 ribu pohon Kakao. Disamping itu Koperasi Kopi Amungme dan Pertanian Kelapa serta Kakao berjalan dengan dukungan dari PTFI.