Pelepasan aset saham tersebut harus dilakukan oleh Lippo Group, lantaran selama ini terus melakukan bakar uang.
"Karena terus bakar uang, bagaimana kami kuat," ungkapnya.
Sebelumnya, muncul kabar yang menyebut bila Lippo Group akan hengkang dari OVO karena tidak kuat lagi menyuntik dana.
Untuk OVO, Lippo Group harus mengeluarkan biaya 50 juta dolar AS (Rp 700 miliar) per bulan.
Kabar ini pun langsung dibantah oleh Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra.
Menurut Karaniya, OVO adalah perusahaan penyedia layanan keuangan digital yang didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group.
Saat ini, para pemegang saham OVO sudah sangat beragam seiring meningkatnya kinerja OVO pada dua tahun terakhir.
Bahkan dirinya sudah berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group John Riady, guna mengembangkan OVO ke depan.
Dia mengatakan, beberapa hari terakhir muncul rumor yang sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mochtar Riyadi: Kami Terus Bakar Uang di OVO, Mana Kuat..."
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Ade Miranti Karunia)