TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan agrobisnis yang memiliki peternakan sapi dan memproduksi susu segar, PT Surya Agropratama (PT SAP) akan membentuk “konsorsium” yang terdiri dari pemerintah, pendidikan, pelaku bisnis, dan investor guna mendukung peternakan rakyat.
Langkah ini sebagai komitmen untuk turut mensejahterakan peternakan rakyat.
“Tujuan dari konsorsium ini untuk mendidik peternak rakyat menjadi kelompok peternak yang professional, dan untuk mewujudkan kemitraan dalam rantai produksi yang teratur sehingga secara keseluruhan rantai produksi sapi potong menjadi sustainable,” ungkap Bernardi Rahaju, Direktur PT Surya Agropratama menjelaskan dalam peluncuran Program Kerjasama di Bidang Peternakan Dengan Memberdayakan Peternakan Rakyat di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Bernardi berharap dengan terbentuknya konsorsium ini dapat meningkatkan kesejahteraan peternak, menstabilkan produksi sapi potong dan produksi daging untuk menjawab kebutuhan pangan masyarakat, khususnya daging sapi.
Usaha peternakan di Indonesia sampai saat ini masih didominasi oleh peternak bersekala kecil, dari data yang ada mencapai 98% sehingga dominasi peternak kecil ini sangat kuat.
Secara nasional, jumlah peternakan kecil ini berjumlah sekitar 4,2 juta orang. Hal ini membuatnya menjadi tulang punggung bangsa Indonesia dalam penyediaan bahan pangan asal ternak.
"Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah mengembangkan peternakan di Indonesia dengan memberdayakan peternak kecil agar lebih kuat lagi. Salah satunya adalah dengan peluncuran Program Kerjasama di Bidang Peternakan Dengan Memberdayakan Peternakan Rakyat ini,".
"Kami juga bermaksud ikut berkontribusi dalam pembangunan ketahanan pangan khususnya daging sapi dan susu yang saat ini masih ada gap antara kebutuhan dan jumlah yang tersedia secara mandiri,” ungkap Bernadi.
Pada acara peluncuran Program Kerjasama di Bidang Peternakan Dengan Memberdayakan Peternakan Rakyat turut hadir Darren S Dimoelyo, Direktur Utama PT Surya Jaya Abadi Perkasa (PT SJAP) sebagai Agriculture Sector Sponsor, Dr. Ir. Aji Hermawan, M.Sc, Kepala LPPM IPB, Prof. Dr. Muladno, MSA, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University yang juga sebagai Penggagas Konsep Sekolah Peternakan Rakyat serta, Sebastian S. Subba dari Master Agent Infrabanx INHC 103.
Penandatangan kemitraan kali ini diwujudkan melalui penandatangan beberapa kerja sama.
Pertama, kerjasama antara Infrabanx dengan PT Surya Agro Pratama untuk pendanaan dan dukungan teknis investasi dibidang peternakan. Kedua, kerja sama antara PT SAP dengan LPPM IPB untuk program Train of Trainers atas konsep SPR ke perguruan tinggi lainnya. Ketiga, kerja sama antara PT SAP dan Kabupaten Blora untuk implementasi Kemitraan dengan Peternakan Rakyat di wilayah kabupaten Blora.
Master Agent Infrabanx INHC 103, Sebastian Subba mengatakan pihaknya sangat mendukung terbentuknya konsorsium dalam menjalankan Program Kerjasama di Bidang Peternakan ini.
" Ini sejalan dengan visi dan misi dari Infrabanx Corporation yakni menginisiasi, memobilisasi, dan memberdayakan negara-negara berkembang dan sumber daya manusia yang ada untuk mengembangkan, memaksimalkan, dan memasarkan sumber daya yang ada”.
Infrabanx INHC 103 sendiri dalam konsorsium ini akan memberikan Total solusi Teknis dan Finansial yang disediakan oleh jaringannya yang berada di Kanada dan G-20 (bila diperlukan dengan offtake Kanada) yakni solusi paket berperingkat Triple-A, dengan komitmen penuh dan jaminan penyelesaian proyek dengan dasar turn key.
Di sisi Institusi/pemerintah/pemilik Proyek lokal akan menyediakan pembayaran pada saat penyelesaian. Namun, Infrabanx akan memberikan pelunasan hutang yang lebih lama jika dibutuhkan melalui mitigasi risiko melalui asuransi.
Darren S Dimoelyo, Direktur Utama PT Surya Jaya Abadi Perkasa sebagai Agriculture Sector Sponsor dari Infrabanx INHC 103 di Indonesia, yaitu di bidang Agriculture menyatakan bahwa kerjasama ini diyakini akan mampu memperkuat ketahanan peternakan rakyat di Indonesia. “Kami sangat senang dapat ikut dalam kerjasama ini karena sesuai dengan visi misi kami dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan peternak rakyat di Indonesia”.
Sekolah Peternakan Rakyat - SPR
Program SPR pertama kali dimulai pada 2012 oleh Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA, dari IPB University. SPR didirikan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada petani skala kecil tentang berbagai aspek teknis dan non-teknis pertanian yang membentuk dasar perusahaan kolektif.
“Program SPR bertujuan untuk meningkatkan daya saing bisnis petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Dengan demikian, model usaha petani ini diarahkan menuju Bisnis Kolektif dalam bentuk Koperasi,” ujar Muladno.
Muladno menambahkan bahwa “Manfaat dari program SPR adalah mampu membentuk perusahaan kolektif petani ternak skala kecil yang dikelola secara professional. Lalu mampu menghasilkan daging sapi atau sapi perah berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kemudian, akan menghasilkananak sapi bersertifikat (daging sapi dan susu) untuk memenuhi kebutuhan petani lain. Dan yang terutama juga adalah kedaulatan petani skala kecil dengan posisi tawar lebih tinggi dengan bank serta dan peningkatan kedudukan dan pengakuan di masyarakat,”.
Kabupaten Blora memiliki masyarakan peternakan yang besar dan menjadi salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang menjadi sentra pengembangan produksi sapi potong.
“Ada 3 jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah yakni ternak besar, ternak kecil dan unggas. Sapi potong merupakan jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Blora. Bahkan setiap tahun jumlah sapi yang tersebar di wilayah Kabupaten Blora, terus mengalami peningkatan cukup bagus. Jadi, tidak heran Blora ini banyak disebut orang sebagai Lumbung Ternak di Jawa Tengah,” ungkap Djoko Nugroho, Bupati Blora menjelaskan.
Sebagai informasi, tahun 2019 ini saja, mampu nembus jumlah 239.000 ekor sapi, tersebar di semua wilayah Blora. Sebelumnya, pada akhir 2017 jumlah sapi sebanyak 222.000 ekor, tahun 2018 sebanyak 231.000 ekor sapi. Dengan rata-rata warga memiliki ternak sapi dan potensi terbanyak di Jawa Tengah (Jateng).