TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim yang besar di dunia.
Saat ini penduduk muslim dunia mencapai 1,84 miliar orang dan akan mencapai sekitar 27,5 persen jumlah populasi dunia pada 2030.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat menyampaikan sambutan dalam acara pemancangan perdana Menara Syariah di Swissotel Pandai Indah Kapuk (PIK) Avenue, Jakarta, Minggu (8/12/2019) malam.
"Karena itu, potensi keuangan syariah di Indonesia masih sangat besar. Potensi syariah itu mencapai tiga triliun dolar. Kita baru dapat berapa persen, kecil," ungkap Luhut.
Luhut mengatakan bahwa daya tarik Indonesia dalam ekonomi Syariah sangat besar.
Karena itu, Luhut optimis kawasan Pusat Keuangan Syariah Internasional, khususnya Menara Syariah, akan diminati oleh pelaku ekonomi syariah. Apalagi, pemerintah akan mengeluarkan Omnibus Law guna memacu investasi di Tanah Air.
"Dengan adanya Omnibus Law banyak sekali yang akan mengisi," ungkap Luhut.
Baca: Jokowi Apresiasi Pembangunan Menara Syariah di PIK 2
Luhut juga yakin pasar keuangan syariah Tanah Air benar-benar berpotensi besar. Karena itu, ia mengapresiasi pembangunan Menara Syariah menjadi bagian dalam Islamic Financial Distric di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK)2 ini.
Menara Syariah ini dibangun atas kerja sama perusahaan Indonesia dengan perusahaan Malaysia. Perusahaan Indonesia adalah Agung Sedayu Group dan Salim Group. Sementara perusahaan Malaysia Matrix Concepts Holdings Berhad.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pasar keuangan syariah dunia pada 2023 ditargetkan mencapai 3 miliar dolar AS. Sementara per hari ini baru 460 juta dolar AS.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah lembaga keuangan syariah di Tanah Air masih minim. Yaitu 34 bank syariah dan 58 takaful atau asuransi.
"Sehingga, ruang berkembangnya masih sangat besar," kata Airlangga, yang juga mengapresiasi pembangunan Menara Syariah ini.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, yang membaca doa dalam acara ini juga menyampaikan bahwa pembangunan Menara Syariah ini sangat luar biasa. Lebih-lebih Indonesia dengan jumlah penduduk mayoritas muslim.
"Sudah saatnya kita menguasi ekonomi Syariah, kalau tidak di Asia, minimal di Asean," ungkap Said.
Said pun mendorong agar produk-produk halal, yang menjadi market bisnis Syariah, menjadi otoroitas negara.
Sebab bila di tangan negara, dengan membentuk lenbaga sendiri, maka akan jauh legitimate.