TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri properti menunjukkan tren positif sejak kuartal III-2019, kondisi ini diyakini akan terus berlanjut hingga tahun 2020.
Tren positif tersebut karena beberapa hal, seperti situasi politik yang semakin kondusif pascaterbentuknya pemerintahan baru hasil Pilpres 2019.
Kemudian juga ada penurunan suku bunga acuan serta kebijakan pelonggaran aturan loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) yang efektif berlaku mulai akhir 2019.
Andreas Raditya, General Manager Marketing Ciputra Group menegaskan, kebijakan LTV dan FTV akan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses pembiayaan hunian, seperti apartemen.
“Tentunya ini akan memberikan peluang, khususnya bagi hunian kedua dan seterusnya. Kebijakan ini akan berdampak kepada segmen hunian menengah dan menegah atas yang selama ini pergerakannya agak tertahan karena berbagai kendala,” tegasnya.
Raditya menambahkan, indikasi pulihnya ekonomi mulai terlihat sejak pertengahan tahun ini sehingga pihaknya melihat pasar properti di 2020 akan lebih baik setelah sempat tertahan di awal 2019 karena dinamika politik dan Pilpres.
Tahun depan memberikan kesempatan yang tepat untuk masyarakat membeli properti, baik untuk dihuni, maupun sebagai sarana investasi.
Dimana sebelumnya, kita ketahui bahwa Bank Indonesia kembali akan melonggarkan LTV untuk kredit properti sebanyak 5 persen.
Sementara bagi properti berwawasan lingkungan akan diberikan tambahan keringanan rasio LTV FTV sebesar 5 persen.
”Tentunya relaksasi baik LTV maupun FTV yang mulai berlaku efektif pada akhir tahun ini saya yakini akan berdampak positif pada 2020,” imbuh Raditya.
Ia pun menambahkan, kebijakan positif ini tentunya akan mendorong hasil positif, apalagi rampungnya sejumlah proyek infrastruktur maupun transportasi serta stabilitas politik dan keamanan yang lebih baik setelah pelantikan kabinet baru juga diharapkan menjadi pemicu bergairahnya kembali industri properti di dalam negeri.
Kawasan CBD
Di tengah kondisi pasar yang mulai pulih, Ciputra Group menurut Andreas kembali menawarkan salah satu produknya di kawasan bisnis terpadu Jakarta alias central busniness district (CBD).
Menurutnya lagi, harga unit apartemen di CBD sudah cukup tinggi, sehingga tak banyak para profesional dan milenial yang bekerja dan beraktifitas di tengah kota Jakarta mampu untuk membelinya.
“Untuk itu Ciputra Group dengan pengalamannya sebagai developer yang sudah terpercaya mengembangkan produk berkualitas menawarkan produk apartemen di CBD Jakarta dengan harga masih di Rp 1 Miliaran,” ucap Raditya yang menjelaskan bahwa The Newton merupakan bagian dari Ciputra World 2 dan terintegrasi dengan Ciputra World 1 yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan yang juga merupakan kawasan internasional karena banyak kantor kedutaan
Raditya menambahkan, saat ini sudah langka hunian apartemen di Central Business District (CDB) Jakarta dengan harga Rp 1 Miliar-an.
Sebab sebagian besar pengembang membangun ukuran besar, mengingat strategisnya kawasan ini. Hal ini karena kami melihat masih adanya pasar yang cukup besar dan mereka memiliki “buying power” untuk produk-produk yang ada di segmen itu.
“Kami menawarkan unit studio, sehingga harga bisa ditekan menjadi terjangkau, namun tetap berada di kawasan premium CBD. Mereka ingin tinggal di kawasan seperti ini karena praktis, efektif dan memudahkan mereka,” jelas Raditya.
Selain itu menurut Raditya, The Newton 2 ini berada di kawasan premium, yakni Ciputra World 2 yang berdampingan dengan Ciputra World Jakarta 1 yang dilengkapi fasilitas Mal dan Hotel.
“Jadi, konsumen sangat diuntungkan tinggal di kawasan yang sedang bertumbuh ini karena nilai investasinya akan bergerak terus,” kata Raditya.