”Hasil penerbitan obligasi serta realisasi penggunaan dana tersebut yang berjalan sesuai rencana memberikan kami keyakinan untuk dapat terus berkembang dan memperkuat posisi kami di pasar nasional," katanya.
Baca: Obligasi BRI Laris Diburu Investor
Baca: Pemegang Obligasi Sepakat Percepatan Pelunasan Obligasi APLN
Sandra meyakini dapat terus meningkatkan value untuk para investor kami terlebih lagi dengan maraknya tren pegadaian di tengah-tengah masyarakat saat ini serta meningkatnya investasi dan jual beli emas yang berbasis online (e-commerce).
"Semua ini merupakan faktor-faktor yang menunjuang pertumbuhan penjualan dari produk-produk kami ke depannya,” katanya.
Memasuki 2020, menurut analis harga emas diperkirakan bakal meningkat didorong permintaan dari investor ritel.
Dorongan berikutnya pada harga emas akan datang dari investor ritel. Setelah menguat ke level tertinggi dalam lebih dari enam tahun, emas diperkirakan masih akan mendapat manfaat dari arus safe haven.
”Dengan melihat analisis permintaan (demand) dan penawaran (supply) emas di Indonesia maka prospek usaha industri emas akan semakin besar," katanya.
Trend peningkatan harga emas yang disebabkan karena preferensi investor untuk memegang komoditas safe haven dan volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi faktor pemicu prospek dan keberlangsungan usaha dalam industri emas, secara khusus bagi perusahaan.
"Tingkat supply dan demand yang tinggi memberikan kesempatan prospek bisnis yang baik bagi industri emas,” katanya.