Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan mengumumkan Konsorsium CAS sebagai pemenang lelang Proyek Pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo, NTT dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pada Desember 2019 lalu.
Hal ini diharapkan Menhub Budi Karya Sumadi dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan serta menguntungkan para pengguna jasa angkutan udara.
“Pak Presiden menginstruksikan saya untuk membuat iklim kompetisi antara swasta dengan BUMN. Kita harapkan Konsorsium Cardig dan Changi bisa perform sama baiknya atau lebih baik dari BUMN. Kami ingin ini dikelola secara profesional,” jelas Menhub dalam keterangan, Minggu (19/1/2020).
Baca: Demi Kenyamanan Wisatawan di Labuan Bajo, Kemenhub Akan Pindahkan Pelabuhan Logistik ke Wae Kelambu
Menhub menungkapkan, penandatanganan MoU Pengembangan Bandara Komodo dengan Konsorsium pemenang lelang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2020.
Bandara Komodo akan menjadi pintu gerbang Labuan Bajo yang menjadi salah satu daerah dari 5 (lima) destinasi wisata super prioritas atau 5 Bali Baru yang tengah disiapkan Pemerintah.
Sebagai informasi, saat ini panjang runway Bandara Komodo 2.250 meter akan diperpanjang menjadi 2.750 meter, perluasan apron seluas 20.200 meter persegi, perluasan terminal domestik seluas 6.500 meter persegi, pembangunan terminal internasional seluas 5.538 meter persegi, pembangunan terminal kargo seluas 2.860 meter persegi, serta pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Konsorsium CAS beranggotakan PT. Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd. (CAI) dan Changi Airports MENA Pte Ltd.
Konsorsium CAS akan mengelola Bandara Komodo dengan target dapat meningkatkan jumlah penumpang pertahunnya sampai dengan 4.000.000 penumpang pertahun dan kargo sebesar 3.500 ton pada tahun 2044 sehingga semakin meningkatkan konektivitas nasional maupun internasional.