News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Virus Corona Rontokkan Bursa Asia

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020.

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Pasar saham global bergolak ketika virus corona dari China menyebar. Investor di seluruh dunia juga dibuat panik oleh penyebaran wabah sevara cepat.

Efeknya pasar saham di seluruh dunia turun tajam pada Senin (27/1/2020). Mengutip CNBC, virus telah terdeteksi di AS, Singapura, Korea Selatan, Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Malaysia, dan Vietnam.

Saham Pan-Eropa Stoxx 600 turun 1,7 persen di awal sesi perdagangan, sementara di AS, Dow futures mengindikasikan penurunan hampir 400 poin pada pembukaan pasar saham di Wall Street.

Sementara sebagian besar pasar di Asia juga jeblok, di mana saham Nikkei 225 Jepang turun lebih dari 2 persen dalam perdagangan sore ini, sementara Topix turun 1,6 persen.

Kepala Analis Bank Danske Allen von Mehren mengatakan, ekonomi China kemungkinan akan mengalami pukulan jangka pendek dan kemungkinan mengalami penurunan PDB (produk domestik bruto) satu poin persentase pada paruh pertama 2020.

Baca: Kapan Mahasiswa Indonesia Dievakuasi Keluar Kota Wuhan? Ini Jawaban Dubes RI

Baca: Mahasiswi Balangan yang Kuliah di Sekitar Wuhan Ini Sebut Penyebaran Virus sudah Ada Sejak Desember

Baca: Kisah Pasien Terinfeksi Virus Corona di RS Wuhan Ancam Dokter Bila Ia Tak Bisa Disembuhkan

“Epidemi SARS (2003) berlangsung tiga hingga empat bulan tetapi sulit untuk mengatakan apakah Corona akan seperti SARS. Sementara respons pemerintah lebih cepat, namun Corona menyebar lebih cepat dan terlalu dini untuk melihat kapan wabah ini akan usai," kata von Mehren.

Aset safe haven juga terlihat melonjak pada hari ini. Emas berjangka diperdagangkan naik 0,78 persen tepat di bawah 1.582,6 dollar AS per gram di awal sesi perdagangan Eropa.

Yen Jepang juga menguat menjadi 109 per dollar AS. Franc Swiss juga terlihat menguat. Goverment bond juga melonjak, dan membuat imbal hasil obligasi jatuh, dimana Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun menjadi 1,62 persen hingga mencapai titik terendah sejak Oktober.

Sementara yield obligasi treasury bertenor 30 tahun juga turun menjadi 2,08 persen. Analis Danske Bank memproyeksikan, sektor jasa China kemungkinan akan menerima pukulan keras kali ini dan lebih parah dibanding epidemi SARS.

Dari perspektif global, China sekarang menyumbang 19 persen dari ekonomi global dalam hal penyesuaian paritas daya beli (PPP). Sementara tahun 2003, China berada pada posisi 9 persen. (Kiki Safitri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saham di Berbagai Bursa Asia Rontok akibat Wabah Corona",

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini