News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengembangan Koperasi Awak Pesawat Garuda Terbentur Modal dan Aturan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Koapgi Rimond Barkah Sukandi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (Koapgi) Rimond Barkah Sukandi menyatakan perlu langkah pembenahan di koperasi yang dipimpinnya agar bisa menyamai level yang saat ini dimiliki Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) milik karyawan Telkomsel.

“Kami banyak belajar dan sudah melakukan beberapa kerjasama juga dengan Kisel. Karena, Kisel itu koperasi sudah kelas dunia," kata Rimond, Kamis (13/2/2020).

Rimond menyatakan Koapgi memiliki chemistry yang sama untuk melakukan kerjasama.

"Koapgi masih middle class dan masih melakukan berbagai pembenahan untuk bisa berkontribusi pada perusahaan induk," kata dia.

Koapgi memiliki 4.300 anggota yang terdiri dari pilot, pramugari dan pramugara serta pensiunan Garuda yang memberi peluang usaha untuk dikerjakan. Tapi upaya kerjasama selalu gagal karena terbentur pada badan hukum koperasi.

Baca: Orang Kaya Pemilik 512 Mobil Mewah di Jakarta Nunggak Pajak Rp 18,5 Miliar

"Koperasi dianggap tidak memiliki good corporate governance atau GCG sebagai salah satu syarat menjalin kerjasama dengan Garuda," ungkap Rimond.

Baca: Lintasarta Realisasikan Smart City di Kabupaten Siak

Saat ini Koapgi masih berkecimpung di unit usaha berskala kecil seperti kantin di area kru di bandara dan minimarket.

Padahal, peluang usaha lainnya terbuka lebar bisa dijalankan Koapgi diantaranya pengadaan seragam air crew, katering pesawat, dan sebagainya.

Kendala lain yang masih menghadang laju Koapgi adalah permodalan.

"Koapgi itu koperasi konsumen. Sementara aturan di LPDB KUMKM hanya akan memberikan dana bergulir untuk koperasi produktif. Peluang Koapgi untuk menjadi koperasi produksi sangat besar, hanya saja belum diberi ruang yang luas," ujarnya.

Sebelumnya, Menkop dan UKM Teten Masduki menyampaikan ingin menjadikan Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) milik BUMN Telkomsel sebagai prototipe sebuah koperasi modern.

"Saya ingin Koperasi Kisel dijadikan prototipe dan role model sebuah koperasi modern, agar bisa menginspirasi koperasi-koperasi lain bisa tumbuh secara moderen di era ekonomi digital,” kata Teten pada acara Rapat Anggota (RA) Kisel di Jakarta akhir tahun lalu.

Kisel sudah mampu mensejajarkan diri dalam daftar 100 koperasi besar di dunia, berada di peringkat 94.

"Saya akan terus mendorong koperasi-koperasi tumbuh dan masuk ke sektor-sektor hulu, sektor riil, tidak hanya sebatas usaha simpan pinjam,” tegas Menkop.

Teten mengapreasi Koperasi Kisel yang tidak sekadar menjalankan bisnisnya untuk mensupport core business PT Telkomsel, terapi, sudah mulai merambah sektor lain di luar bisnis inti perseroan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini