Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegur Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia karena investasi tumbuh sangat lemah pada kuartal IV 2019.
Pada saat Bahlil mulai menjabat tersebut, Sri Mulyani menyampaikan, pertumbuhan investasi hanya 4,06 persen pada kuartal IV dan 4,45 persen sepanjang 2019 atau melambat dari 6,64 persen pada 2018.
Bahkan angka 4,06 persen itupun jauh dibawah target Sri Mulyani yang memperkirakan pertumbuhan investasi di atas 6 persen.
Baca: Pengamat Ungkap Ahok Miliki Nilai Tambah karena Sikap Tegasnya, Yunarto: Padahal Pernah Kena Semprot
"Pak Bahlil akan bekerja sangat keras, sebenarnya sangat lemah di kuartal IV hanya 4,06 persen. Ini jauh lebih rendah dari yang diperkirakan oleh menteri keuangan bahwa investasi dapat tumbuh di atas 6 persen," ujarnya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, pemerintah sepenuhnya menyadari momentum ekonomi yang sudah melemah, khususnya pada setengah tahun lalu.
"Pada pertumbuhan kuartal terakhir tahun 2019, menunjukkan konsumsi tumbuh di bawah 5 persen. Ini adalah saat kami benar-benar ingin berlayar dengan hati-hati," kata Sri Mulyani.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi pada 2020 ini diharapkan sedikit lebih optimistis dari 2019 berdasarkan riset dari lembaga keuangan nasional.
"Kami benar-benar berharap bahwa tahun 2020 akan menjadi sedikit lebih optimis. Sebelumnya dinyatakan oleh banyak lembaga yakni IMF, World Bank bahwa 2020 seharusnya lebih baik dari 2019," pungkasnya.