Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan sebenarnya ekonomi global cukup optimis awal tahun ini setelah perang dagang berlarut.
Saat awal tahun, sudah ada sentimen positif yakni penandatanganan tahap I kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma mengatakan, indikator Purchasing Managers Index (PMI) juga mulai menanjak pada Januari.
Baca: Ini Pertimbangan Raja Tunjuk Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Baca: Ciptakan Kawasan Integrasi Antarmoda, PT KAI Rombak Empat Stasiun
"Harga minyak juga menandakan perbaikan. Secara keseluruhan perekonomian global optimis dari data volume perdagangan dunia," ujarnya di Bandung, Sabtu (29/2/2020).
Wira mengungkapkan, apa yang terjadi akhir Januari yakni munculnya wabah virus corona atau Covid-19 menjadi kabar buruk untuk perekonomian global.
Baca: BI Ungkap Alasan Bunga Kredit Perbankan Belum Turun
"Namun, sayang sekali tiba-tiba ada keterkejutan Covid-19 yang mulai mencuat. Kita lihat indikatornya dengan tingkat penyebaran yang tinggi sebabkan ekonomi China ada indikasi perlambatan," katanya.
Menurutnya, Covid-19 akan sangat menekan laju pertumbuhan ekonomi China, sehingga berdampak ke pasar saham dunia dan harga komoditas.
Kemudian, dampaknya terasa dari total pergerakan orang di China mendatar pada 2020 setelah adanya wabah corona dibanding 2019.
"Konsumsi batu bara dan penjualan properti juga kena dampaknya, sehingga secara keseluruhan perekonomian China terdampak Covid-19," pungkasnya.