TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edi Jonas Silaen yang merupakan pedagang toko kelontong di kota Medan, telah bergabung dengan GrabKios sejak empat tahun lalu.
Sebelumnya Edi telah membuka usaha toko kelontong ini sejak 2008 dan memulai usaha ini dari nol. Tetapi, membuka usaha kelontong tak semudah yang diperkirakan.
Edi menyebutkan, banyak kendala dalam membuka toko kelontong seperti memenuhi barang-barang yang harus disediakan di toko, hingga memberikan harga yang bersaing dengan toko lain.
Baca: Ajak Noah Sinclair dalam Konser Valentine, Bunga Citra Lestari Minta Penonton Tidak Bersedih
Baca: Dalam Konser Valentine, Ronan Keating Sisipkan Ucapan Belasungkawa kepada Bunga Citra Lestari
Baca: Fakta Baru Terungkap, Seorang Siswa Beber Isi Rapat Online Sebelum Petaka Susur Sungai SMPN 1 Turi
"Sejak tahun 2008 saya berjuang untuk membangun usaha toko kelontong ini, tetapi itu banyak menemukan kendala. Hingga akhirnya saya gulung tikar di tahun 2014," ucap Edi, di Medan, Jumat (28/2/2020).
Ia mengatakan, kendala yang membuat dirinya bangkrut di 2014 karena sering tutup untuk berbelanja kebutuhan barang di tokonya.
"Saat berbelanja kita harus tutup, karena tidak ada yang jaga tokonya sehingga pelanggan mencari tempat lain untuk berbelanja," ucap Edi.
Kemudian, Edi mengucapkan, saat berbelanja tentunya membutuhkan transportasi dan biaya untuk mengangkut barang.
"Karena warung sering tutup, pelanggan pun berkurang. Sehingga biaya transportasi yang cukup mahal, tidak tertutupi dengan penjualan barang," kata Edi.
"Tetapi setelah kembali membuka toko di tahun 2015 dan menggunakan GrabKios, kendala mengenai toko yang sering tutup saat berbelanja tidak lagi terjadi," lanjutnya.
Edi mengatakan, GrabKios ini sangat membantu dalam hal memenuhi barang-barang di toko tanpa harus meninggalkan toko. Terlebih lagi, item yang bisa didapatkan pada GrabKios lebih banyak.
"Selain itu, berbelanja menggunakan GrabKios kita bisa melihat lebih dulu harga barang yang akan dibeli. Jadi kalo kemahalan, bisa kita tunda dulu sampai benar-benar ditbutuhkan," katanya.
Kemudian ia juga menyebutkan, menggunakan teknoloi GrabKios ini sangat menguntungkan. Karena tidak adanya biaya pengiriman saat memesan barang, sehingga tidak perlu memikirkan biaya transportasi dan pengiriman.
"Bukan hanya itu, menggunakan GrabKios membuat saya tidak hanya berdagang kebutuhan sembako. Tetapi, bisa juga berjualan pulsa, token listrik hingga ada fasilitas kirim uang dan nabung emas. Masyarakat sekitar jadi sangat terbantu dengan layanan ini," ujar Edi.
Edi sendiri merasakan keuntungan dan manfaat saat bergabung dengan GrabKios hingga saat ini, selama empat tahun ini bergabung dengan GrabKios ia mengatakan pelanggannya makin bertambah dari tahun ke tahun.
"Sejak tahun 2015 bergabung dengan GrabKios, saya hanya butuh enam bulan untuk memajukan toko saya. Berkat kemudahan dan keuntungan yang diberikan oleh teknologi GrabKios," ujar Edi.
Sementara itu menurut Area Sales Operation GrabKios Medan, Palti Charles Siahaan, GrabKios memang dihadirkan untuk membantu masyarakat memiliki usaha sendiri seperti toko kelontong.
"GrabKios ingin memajukan bisnis Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM), di Indonesia seperti di kota Medan," ucap Paltin.
Menurutnya, dengan GrabKios para pengusaha UMKM dapat menjadi serba bisa. Bukan hanya berjualan grosir saja tetapi bisa berjualan yang lainnya, seperti pulsa dan token listrik. GrabKios kini melayani lebih dari 500 kota di Indonesia.