Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anjloknya harga minyak dunia belakangan ini dikhawatirkan merembet ke harga komoditas ekspor andalan Indonesia, yakni minyak sawit dan batu bara.
Kekhawatiran itu disampaikan ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara, menanggapi anjloknya harga minyak dunia belakangan ini yang dipicu keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menyatakan perang harga minyak terhadap Rusia.
"Anjloknya harga minyak dunia bisa membuat harga komoditas seperti sawit dan batubara menurun," ujar Bhima kepada Tribunnews, Selasa (10/3/2020) siang.
Hal itu menurutnya karena harga yang diterapkan pada komoditas ekspor andalan ini biasanya turut terdampak oleh perubahan yang terjadi pada harga minyak mentah.
Ia memperingatkan pemerintah Indonesia agar hal ini bisa berdampak negatif pada kinerja ekspor tahun ini.
Baca: Tarif Ojek Online di Jabodetabek Naik Rp 250 Per Kilometer
"(Karena) harga minyak mentah sering jadi acuan harga komoditas ekspor unggulan, ini sangat berbahaya ke kinerja ekspor tahun 2020," tegas Bhima.
Baca: Mitigasi Penyebaran Virus Corona, Seluruh Rest Area Jalan Tol Dipasangi Hand Sanitizer
Bhima menyatakan, saaat ini perekonomian Indonesia cukup terdampak akibat mewabahnya virus corona.
Dampak buruk ini diprediksi kian bertambah akibat adanya perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia.
"Virus corona sudah menurunkan kinerja neraca dagang, ditambah perang harga minyak bisa (menyebabkan) resesi ekonomi," kata Bhima.
Sebelumnya, harga minyak dunia jenis Brent anjlok sebesar 27 % menjadi 33,09 USD per barel pada Senin (9/3/2020).
Anjloknya harga minyak dunia ini dipicu aksi perang harga yang dilakukan Arab Saudi kepada Rusia.
Arab Saudi bertekad untuk kembali merebut pasar melalui penggelontoran minyak mentah. Hal ini tentu saja mengejutkan pasar dan langsung berdampak pada sejumlah sektor.