Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mendorong pelaku ekonomi kreatif di sektor fesyen untuk memaksimalkan pasar global.
Menurutnya, dari 17 subsektor ekonomi kreatif pemerintah telah menempatkan fesyen, makanan, dan kriya sebagai sektor unggulan dalam mendulang devisa.
Secara spesifik Wishnutama kemudian menyebut peluang di industri fesyen muslim.
"Fesyen sendiri akan terus didorong karena terbukti menjadi salah satu produk ekonomi kreatif andalan Indonesia yang telah menembus pasar global," kata Wishnutama di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
“Indonesia masuk dalam 3 besar dunia sebagai negara pengekspor produk fesyen muslim dunia, setelah Turki dan Uni Emirat Arab (UAE)," sambungnya.
Data Kemenperin sepanjang Januari hingga Oktober 2019 menunjukkan industri tekstil dan pakaian menyumbang 10,84 miliar dolar AS atau Rp 148 triliun.
Sementara data dari State of the Global Islamic Economy Report pada 2019 menyebutkan konsumsi fesyen muslim dunia mencapai 270 miliar dolar AS.
Di tahun 2022 diproyeksikan meningkat menjadi 373 Miliar dolar AS.
Hal tersebut menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki peluang besar di pasar internasional dan harus dioptimalkan.
Sementara IIFC atau Indonesia Islamic Fashion Consortium mencatat Indonesia memiliki beberapa keunggulan fesyen Indonesia yang menjadi rujukan dunia.
Permintaan busana muslim Indonesia melalui toko darling (online) dari mancanegara terus meningkat.
Tingginya permintaan produk fesyen impor dari mancanegara terlihat dari data permintaan melalui e-commerce pada tahun lalu sebesar 45,8 persen berupa pakaian dan 3,5 persen adalah busana muslim.
Karya para disainer fesyen muslim dari Indonesia pun banyak tampil dalam event fashion show kelas dunia antara lain di New York Fashion Week, International London Fashion Weeks, maupun Australia Melbourne Fashion Weeks.