TRIBUNNEWS.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate, pernah mengatakan Indonesia telah dikenal sebagai negara yang sangat potensial bagi perkembangan startup. Ia menambahkan, hal tersebut diiringi dengan munculnya unicorn-unicorn besar di Asia Tenggara.
Senada dengan Kemenkominfo, World Economic Forum pada pertengahan 2019 mencatat, di lingkup Asia Tenggara, pemuda Indonesia menempati urutan pertama yang ingin menjadi mengusaha atau mendirikan startup. Tingginya keinginan tersebut, sejalan dengan pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) yang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Melihat hal tersebut, di tahun ke-6 beroperasi di Indonesia, Grab semakin menyadari akan tantangan dan kebutuhan yang dibutuhkan usaha rintisan untuk berkembang di Tanah Air. Atas dasar tersebut dan berkeinginan untuk memajukan perekonomian Indonesia, Grab kembali mengadakan Grab Ventures Velocity (GVV) angkatan 3 untuk para pelaku usaha rintisan.
GVV sendiri merupakan bentuk komitmen Grab Indonesia bersama BRI untuk menciptakan pertumbuhan bagi startup baru di Indonsia. Bukan hanya itu, program tersebut juga bertujuan untuk mengajak para pelaku usaha untuk masuk ke ekosistem digital di Indonesia.
Ini perusahaan digital yang berkembang bersama Grab Ventures Velocity angkatan 2
Beberapa startup yang tergabung dalam GVV 2 adalah Tanihub, Qoala, Tamasia, Porter, Sayurbox, dan PergiUmroh. Menurut para pengusaha yang tergabung, banyak keuntungan yang didapatkan dari program tersebut. Bahkan, tidak sedikit yang mengatakan, program tersebut membantu mereka membuka peluang pasar lebih luas lagi.
“Setelah bergabung dengan GVV angkatan 2, TaniHub berkesempatan untuk menintegrasikan layanan kami dengan GrabKios di mana kami membantu mitra GrabKios untuk memperoleh produk segar dari petani lokal dengan harga terjangkau. Dengan akses ke basis pelanggan yang lebih banyak di GrabKios, artinya kami dapat menyerap lebih banyak produk dari petani lokal untuk didistribusikan ke konsumen yang lebih luas, meningkatkan permintaan untuk petani lokal serta memperluas jangkauan mereka,” kata President & Co-Founder TaniHub, Pamitra Wineka.
TaniHub sendiri merupakan platform e-commerce pertanian yang kini memungkinkan mitra GrabKios membeli bahan pangan segar dan berkualitas dengan harga terjangkau seperti sayur, buah, ayam, telur, dan lainnya. Mitra GrabKios juga berkesempatan memperbanyak produk yang dijual untuk menambah penghasilannya. Kini, produk TaniHub telah menjangkau Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Pengalaman lain juga diceritakan peserta GVV 2, yaitu Qoala. Co-Founder & COO of Qoala, Tommy Martin, mengungkapkan, setelah bergabung GVV 2, peluang usahanya untuk menjangkau berbagai segmen semakin terbuka. Dalam integrasi bersama GrabKios, mitra bisa mendapat perlindungan dan juga menawarkan pelanggannya berbagai macam asuransi dengan skala kecil. Qoala juga menghadirkan perlindungan pribadi, perlindungan bisnis (warung), serta produk asuransi lain menyangkut kesehatan, pendidikan yang akan segera diluncurkan.
“Bergabung dengan GVV Angkatan 2 membuka peluang bagi kami untuk memungkinkan perusahaan asuransi menjangkau segmen yang kurang terlayani melalui GrabKios. Kemitraan ini membantu Qoala dan Mitra Jasa Pratama/ MJP (mitra pialang asuransi Qoala) dengan cepat memahami tantangan utama dalam adopsi asuransi dan bagaimana kita dapat memberdayakan mitra GrabKios dengan solusi asuransi mikro yang inovatif. Solusi ini membantu melindungi mitra GrabKios serta memungkinkan mereka untuk meningkatkan penghasilan dengan memperkenalkan produk asuransi kepada pelanggan mereka. Hingga saat ini, Qoala dan MJP telah berkolaborasi dengan GrabKios dalam meluncurkan 5 produk asuransi mikro dan menjangkau lebih dari 20.000 pelanggan dalam 6 bulan terakhir,” katanya.
Selain TaniHub dan Qoala , Tamasia adala startup digital penyedia layanan jual, beli, dan simpan emas yang telah terintegrasi dalam aplikasi GrabKios. Dipimpin oleh Muhammad Assad sebagai CEO dan co-founder, Tamasia menawarkan layanan rencana tabungan emas secara syariah yang aman dan dapat diandalkan. Hingga awal 2020, Tamasia telah diluncurkan beberapa wilayah Indonesia, seperti Medan dan semua kota di Jawa.
Sedangkan PergiUmroh adalah startup yang membantu masyarakat memperoleh informasi mengenai Umroh serta merencanakan program umrah dengan lebih mudah melalui bantuan teknologi. Mengikuti program GVV Angkatan 2, PergiUmroh menghadirkan layanan umrah yang dapat ditawarkan oleh mitra GrabKios untuk pelanggan mereka. Ke depannya, PergiUmroh akan mengembangkan program umrah dengan harga terjangkau untuk mitra pengemudi dan pelanggan Grab.
Selanjutnya, ada Porter, aplikasi layanan pengiriman yang menawarkan mitra GrabKios untuk mengirim barang ke setiap pelanggannya. Selain itu, Porter juga dapat meningkatkan penghasilan dari setiap mitra GrabKios. Layanan bagi mitra GrabKios ini telah tersedia di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya.
Terakhir adalah Sayuborbox, perusahaan digital yang mendistribusikan produk organic dari petani ke pengguna. Kini, pengguna Grab dapat menemukan layanan Sayurbox dalam widget yang dapat diakses melalui aplikasi Grab. Dalam rilisan pers yang diterima Tribunews, Sayurbox mengaku alami peningkatan pengguna--lebih banyak masyarakat yang terlayani dan petani yang memperoleh keuntungan.
Selain itu, para startup lulusan GVV 2, nantinya akan ditugaskan untuk lebih mengajak pelaku usaha mikro untuk terus berkembang bersama dalam ekosistem Grab.
“Melalui GVV kami berharap dapat meningkatkan kualitas startup Indonesia melalui bimbingan dan juga akses pasar sehingga bisa mendukung upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi digital,” pesan Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi.
Nah, bagi para pengusaha yang penasaran dan ingin bergabung dengan GVV angkatan 3 caranya mudah kok. Kamu hanya perlu mengunjungi website-nya di sini. (dda/jan/dan)