TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Perkembangan pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) yang melanda Indonesia masih terus menjadi perhatian semua elemen tak terkecuali dunia perbankan.
Kondisi tersebut membuat Pemerintah menghimbau masyarakat untuk menerapkan social distancing atau mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah, interaksi dengan orang lain dan kontak tatap muka langsung, seperti menghindari pergi ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi seperti pasar ataupun toko swalayan.
Kondisi seperti ini turut memberi tekanan kepada sektor UMKM yang kegiatan usahanya mayoritas masih menggunakan pola konvensional/interaksi jual beli tatap muka.
Mengantisipasi kondisi tersebut, Corporate Secretary Bank BRI Amam Sukriyanto menyampaikan Perseroan telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka memetakan sektor-sektor ekonomi dan daerah yang terdampak dari penyebaran COVID19.
“BRI juga melaksanakan serangkaian skenario mulai strest test hingga melakukan selektif ekspansi untuk meningkatkan risk awareness jajaran bisnis,” tambah Amam.
Kaitan menjaga kualitas kredit, BRI menyambut baik kebijakan relaksasi stimulus perekonomian yang di keluarkan oleh OJK pada hari Kamis (19/03/2020).
Sebagai tindak lanjut, BRI sudah menyiapkan beberapa mekanisme khusus, seperti relaksasi restrukturisasi dan relaksasi kebijakan kredit terdampak wabah covid-19.
Langkah ini merupakan upaya preventif BRI untuk mengurangi dampak terhadap kinerja debitur yang diperkirakan akan menurun akibat COVID19 sehingga meningkatkan risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan.
Selain itu, pendampingan kepada nasabah UMKM akan terus dilakukan sebagai upaya menjaga kelangsungan usaha.
Beberapa jurus yang dilakukan meliputi relaksasi pinjaman berupa rescheduling pembayaran angsuran.
Selain itu, BRI membuka akses pasar untuk membantu penjualan produk nasabah UMKM melalui platform e-Commerce seperti halnya Indonesia Mall.
Kemudian, konsultasi dan pelatihan manajemen bisnis yang diadakan di 157 Rumah Kreatif BUMN (RKB) kelolaan BRI di seluruh Indonesia serta bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung operasional bisnis pelaku UMKM.
Tak berhenti di sana, BRI juga memberikan insentif kepada nasabah mikro, kecil dan ritel dengan menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) sampai dengan 50 basis point.
“Langkah ini merupakan bagian dari relaksasi yang diberikan BRI bagi pelaku UMKM di saat-saat yang sulit,” ungkap Amam.
“Prinsipnya, BRI senantiasa tanggap dan siap melakukan countercyclical di tengah tantangan wabah covid-19 dengan berbagai kebijakan relaksasi maupun upaya menjaga kelangsungan usaha dari setiap nasabah UMKM kami. Selanjutnya, kami terus berupaya melaksanakan prudential banking dan tetap melakukan ekspansi bisnis yang sehat secara selective growth,” tutup Amam.(*)