Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia buka suara megenai 208 warga negara China, yang menggunakan pesawat Garuda dan ditolak mendarat di China.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pesawat yang digunakan oleh warga negara China tersebut adalah pesawat charter yang disewa oleh sebuah agen perjalanan.
"Karena hingga saat ini, kami masih menyetop penerbangan ke China," ucap Irfan saat dikonfirmasi, Selasa (7/4/2020).
Mengenai penolakan mendarat oleh otoritas pemerintah China, Irfan menyebutkan bahwa kesepakatan Garuda dan agen adalah mengurusi penumpang saja.
"Sedangkan izin mendarat itu urusan pihak agen terkait, yang keputusannya diambil otoritas China," ujar Irfan.
Baca: Kisah Heroik J, Meninggal Tertimbun Longsor demi Selamatkan Ibunya yang Lumpuh
Irfan juga menegaskan kembali, hingga sat ini masih menyetop penerbangan ke China dan hanya akan berangkat bila ada agen yang mencarter saja.
Baca: Pesan Mulyono, Pengemudi Ojol yang Ditipu Penumpang, Jangan Diapa-apakan, Jangan Dihakimi. . .
Sebelumnya diberitakan sejumlah warna negara China sebanyak 208 orang tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, karena tidak bisa berangkat ke Guangzhou, China.
Baca: Pendapatan Negara Anjlok Selama Pandemi Corona, PNS Terancam Tidak Terima THR
Diketahui tertahannya sejumlah warga negara China, karena negara asal mereka menolak pesawat dari Indonesia mendarat di China.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Bandar Soekarno-Hatta, Saffar Muhammad Godam, menjelaskan masalah yang mereka alami adalah karena pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA8900 yang mereka carter, tidak diizinkan mendarat di Guangzhou, China.
"Tetapi kita tidak mengetahui, kenapa pesawat tersebut ditolak untuk mendara di China," ujar Safar.