Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mempersiapkan perubahan tren baru berwisata usai pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani saat diskusi virtual dengan tema Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, Sabtu (25/4/2020).
“Kami menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi ''new normal''. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk di dalamnya soal kesehatan, dan keamanan,” kata Giri.
Baca: Lebih Tajam Siapa, Marko Simic dan Wander Luiz di Ajang Piala AFC?
Baca: Tenaga Medis Jadi Korban Virus Corona, Rhoma Irama Nyanyi Lagu Kehilangan sebagai Empati
Menurutnya, pemerintah membagi tiga tahapan dalam penanganan wabah corona mulai dari masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi.
Pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19.
“Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur Ni Wayan Giri Adnyani.
Sementara itu, Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya, menjelaskan sektor pariwisata paling terdampak oleh pandemi Covid-19.
"Semua sekarang sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar bahwa pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. Covid-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” kata Hermawan.
Baca: Jadi Mualaf, Mantan Pilar Persija Ceritakan Pengalamannya Disunat
Destinasi wisata Bali menjadi contoh bagus dalam mengombinasikan “God, people, nature” dalam sektor pariwisata.
Ia memprediksi setelah Covid-19 akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.
Mereka menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, di mana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut.
"Kalau bicara bertahan itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah Covid-19. Bali jadi contoh dan punya ketahanan. Nusa Tenggara Barat juga sekarang sedang preparing karena melihat potensi di masa depan," kata Hermawan.