News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sampoerna Pastikan Produknya Tetap Aman Meski 34 Karyawan Terpapar Covid-19

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari 323 orang, 100 pegawai Pabrik Rokok Sampoerna Rungut Surabaya dinyatakan reaktif terhadap virus corona.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT HM Sampoerna Tbk memastikan rokok-rokok produknya tetap aman dari virus covid-19, meski dua orang pegawainya meninggal dunia karena terpapar virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China tersebut.

Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Elvira Lianita menjelaskan upayanya untuk mencegah produknya terpapar virus.

Selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaannya.

Untuk itu, pihaknya melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen dewasa, atau dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European CDC (European Centre for Disease Prevention and Control) dan World Health Organization (WHO).

Sesuai ketentuan tersebut virus covid-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.

Selain itu, PT Sampoerna juga berupaya melakukan pencegahan penyebaran covid-19 sejak pertengahan bulan Maret 2020, sebelum temuan 2 karyawan Sampoerna yang positif Covid-19.

Sampoerna juga telah melakukan berbagai upaya dan menerapkan praktik protokol kesehatan secara ketat di seluruh area kantor dan fasilitas produksi untuk melindungi karyawan, antara lain, membatasi akses ke fasilitas produksi hanya kepada karyawan yang berkepentingan, melakukan pengecekan suhu temperatur tubuh ketika memasuki area kantor/produksi, meningkatkan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi, melakukan pengelompokan kegiatan kerja (misalnya, pemisahan kelompok kerja, waktu istirahat/waktu makan dan pergantian jadwal shift, dan masih banyak lagi.

Baca: Covid-19 Memaksa Riza Jadi Tukang Cukur Keliling, Sasarannya Bapak-bapak yang Work From Home

"Kita juga menyediakan dan memastikan penggunaan perlengkapan perlindungan diri seperti masker dan handsanitizer. Menerapkan physical-distancing di seluruh area dan fasilitas produksi seperti kantin, tempat beribadah, serta area berkumpul lainnya. Hal ini juga diterapkan di alat transportasi karyawan yang disediakan oleh perusahaan," ujar Elvira.

Ada juga protokol bagi karyawan non-produksi, yakni menerapkan kebijakan bekerja dari rumah sejak 16 Maret 2020, mengurangi perjalanan bisnis, membatalkan pertemuan/interaksi fisik dan melakukan diskusi secara daring, mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan pribadi serta menjaga jarak sosial/fisik.

Sedangkan bagi sebagian karyawan non-produksi yang bertanggung jawab untuk fungsi bisnis kritikal dan masih tetap harus bertugas, maka Sampoerna juga telah menerapkan berbagai upaya pencegahan, antara lain memastikan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi seperti menyediakan perlengkapan proteksi diri termasuk masker medis dan handsanitizer, penyesuaian operasional bisnis dengan meminimalkan kunjungan lapangan dan hanya fokus pada in call mission.

"Kami juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan di kantor dan fasilitas terkait lainnya, termasu kendaraan operasional yang digunakan," kata Elvira.

Berdasarkan hasil tes polymerase chain reaction atau PCR gelombang pertama terhadap 46 karyawan pabrik rokok Sampoerna, 34 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Baca: Pemindahan Awal Tahun Ajaran Baru Sekolah di Jepang ke Bulan September Menuai Pro dan Kontra

Jumlah tersebut menjadi bagian dari total 58 kasus baru positif Covid-19 di Surabaya, yang diumumkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jumat (1/5/2020) malam.

Dengan begitu, total pasien positif Covid-19 di Surabaya mencapai 496 orang.

Secara keseluruhan, terdapat total tambahan 80 kasus baru positif Covid-19 di Jawa Timur.

Sementara itu, terdapat tambahan tiga orang pasien sembuh sehingga totalnya menjadi 165 orang. Adapun jumlah kasus kematian bertambah tujuh orang, sehingga menjadi 107 orang.

Ilustrasi Update Virus Corona di Surabaya, 2 Pegawai Sampoerna Meninggal, 100 Karyawan Reaktif Covid-19 (Instagram Surya Online) (Surya)

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, hasil tes PCR yang dilakukan terhadap karyawan PT Sampoerna itu mengejutkan karena melampaui angka rata-rata.

Lazimnya, hasil positif dari tes PCR yang dilakukan tak lebih dari 10 persen.

"Biasanya hasilnya cuma 10 persen yang positif. Tapi saat tes PCR terhadap 46 buruh, 34 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Ini mengejutkan. Ini besar banget," kata Joni.

Joni menjelaskan, klaster PT Sampoerna ini muncul setelah ada laporan dua karyawan positif covid-19. Buruh tersebut dibawa ke rumah sakit, dan tak lama kemudian meninggal dunia.

Baca: 523 Kendaraan Pemudik di Tangerang Diminta Putar Balik, Mayoritasnya Sepeda Motor

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim langsung melakukan tracing setelah mendapat laporan tersebut.

Setelah melakukan tes gelombang pertama yang hasilnya 34 orang dinyatakan positif Covid-19, tim gugus tugas melakukan tes gelombang kedua terhadap 42 buruh. Hanya saja, hasilnya belum diketahui.

"Setelah yang gelombang pertama, kami juga melakukan tes PCR terhadap 42 orang lainnya yang masuk gelombang kedua. Hasilnya keluar besok," ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya itu mengungkapkan, dari 323 karyawan yang diperiksa melalui rapid test, sekitar 160 orang sudah dilakukan tes swab. Namun, hasilnya juga belum keluar.

"Kemudian ada 160 karyawan di lokasi berikutnya yang dilakukan swab. Ini soalnya belum keluar, Saya lagi mengecek kok belum keluar," ucapnya.

Joni menegaskan, masyarakat harus menyadari bahaya penularan Covid-19. Hal ini lantaran tingkat kematian di Indonesia lebih besar dari luar negeri yang hanya berkisar 2 persen.

Di Indonesia, angka kematian berada di kisaran 7-11 persen.

"Perlu diwaspadai kalau ada yang PDP atau positif betul-betul diperhatikan social distancing," ucapnya.(Tribun Network/ftz/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini