Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Maskapai penerbangan AirAsia Indonesia, mengatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam situasi sulit akibat wabah Covid-19 menjadi pilihan terakhir perusahaan.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga, menyebutkan langkah utama yang dilakukan perusahaan saat ini dengan mengubah model bisnis dari biasanya untuk mencegah dampak wabah ini meluas di AirAsia.
"Situasi ini memang sangat menyulitkan, dan menantang industri penerbangan. Tetapi kami tetap mengupayakan PHK masih menjadi solusi terakhir untuk karyawan," ucap Vera dalan konferensi virtual, Senin (4/5/2020).
Baca: Donald Trump Emosional saat Sebut 3 Temannya Meninggal Akibat Virus Corona: Ini Mengerikan!
Baca: Bima Arya Mengaku Kenal Pria yang Mengamuk saat Langgar PSBB Bogor: Saya Cukup Kaget
Baca: 101 Kasus Hoaks Seputar Virus Corona Ditindak, Paling Banyak Ditangani Polda Metro
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya tidak merumahkan para karyawan tetapi meminta karyawan untuk bekerja dari rumah, karena masih ada operasional lain yang masih dijalankan seperti charter flight dan kargo.
"Kami juga telah membuat kesepakatan dengan karyawan, mengenai adanya pengurangan pengupahan hingga 50 persen dan saya pun termasuk, saat ini sudah ada kesepakatan setuju dengan karyawan," ucap Vera.
Menurut Vera, pengurangan pengupahan ini akan berdasarkan jabatan yang dimiliki. Besaran persentase ini akan berbeda, pada setiap manajemen.
"Selain itu untuk Tunjangan Hari Raya (THR), saya masih hitung-hitung. Doakan saja bisa terealisasikan," ujar Vera.
Kemudian Vera juga menjelaskan, untuk pengembalian tiket para penumpang AirAsia mengikuti aturan yang berlaku, dengan memberikan kelonggaran para penumpang mengalihkan jadwal penerbangan sampai dengan 31 Oktober 2020.
"Penjadawalan ulang ini tidak dikenakan biaya, para pemegang tiket juga dapat melakukan deposit dalam akun kredit yang dapat digunakan dalam waktu satu tahun ke depan," kata Vera.
Dalam situasi wabah Covid-19 ini, Vera menegaskan bahwa AirAsia lebih memprioritaskan kesehatan karyawannya, dan tidak memaksakan untuk melakukan penerbangan.
"Bila kita memaksakan, dampaknya nanti akan menjadi berkepanjangan. Memaksakan terbang untuk revenue yang belum tentu dapat, tetapi malah menimbulkan masalah lain," kata Vera.
"Revenue ini memanglah penting, tetapi mengenai kesehatan juga tidak kalah penting karena bisnis masih bisa kita upayakan," ujar Vera.
Vera juga menjelaskan, pihaknya sudah memiliki strategy recovery setelah wabah Covid-19 ini selesai.