Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan pandemi corona atau Covid-19 dengan flu Spanyol yang merebak pada kurun waktu 1918 hingga 1920.
Sri Mulyani menyampaikan, kendati demikian sangat jarang ada manusia yang mengalami dua pandemi tersebut dalam waktu sekira 100 tahun.
"Pada awal tahun 1900-an apa yang disebut flu Spanyol membuat kematian hingga lebih dari 2 juta manusia. Perbandingan dengan situasi ini, bedanya dulu kalau flu Spanyol belum ada penerbangan yang hiruk-pikuk seperti sekarang," ujarnya saat rapat virtual bersama Badan Anggaran DPR di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Baca: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jakarta, Selasa 5 Mei 2020, Dilengkapi Bacaan Niat dan Doa Buka Puasa
Baca: Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membatalkan Puasa Ramadhan? Simak Penjelasannya
Karena belum masifnya penerbangan, maka flu Spanyol hanya terjadi di Amerika Serikat dan di Eropa, beda dengan Covid-19 sekarang yang menyebar di lebih dari 200 negara di dunia.
"Jadi, penyebarannya ini tidak memilih-milih negara miskin, negara kaya, negara di kutub utara dan kutub selatan, di khatulistiwa. Semuanya mengalami dampak dari Covid-19 dan ini memberikan dampak yang luar biasa," kata Sri Mulyani.
Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, semua negara melihat bahwa ini adalah ancaman yang sangat nyata.
"Karena itu, Presiden melakukan langkah-langkah awal pada bulan Maret seiring dengan munculnya kasus pertama. Perpu dikeluarkan dalam rangka untuk menciptakan bantalan agar ancaman itu bisa dimitigasi atau diminimalkan dampaknya," pungkasnya.