News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Akibat Wabah Covid-19, Maskapai Dunia Mulai Ambil Opsi Merumahkan Pegawainya

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Airbus A380 Qantas mendarat di Bandara Sydney

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa maskapai dunia akhirnya memilih untuk merumahkan karyawan mereka, baik sementara ataupun secara permanen.

Hal ini karena industri penerbangan terkena dampak yang sangat luar biasa, akibat dampak wabah Covid-19.

Akibat wabah ini, sejumlah maskapai terpaksa harus menutup ongkos produksi akibat adanya penuruan pendapatan.

International Air Transport Association (IATA) pada 24 Maret 2020, memprediksi potensi kerugian maskapai global akibat kehilangan penumpang karena dampak Covid-19 sebesar 252 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Penurunan penumpang ini karena beberapa negara menerapkan kebijakan larangan penerbangan, dari dan ke negara lain untuk menekan penyebaran Covid-19.

Tentunya ini bedampak terhadap maskapai mengenai pendapatan mereka yang menurun, hal ini berdampak adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pegawainya.

Berikut daftar maskapai yang merumahkan pegawainya, yang dirangkum dari beberapa sumber:

1. Qantas Airline

Maskapai asal Australia, Qantas Airlines pertengahan Maret telah merumahkan dua per tiga dari 30.000 karyawannya.

Hanya sebagian saja yang mendapat gaji selama dirumahkan karena keuangan perusahaan tak cukup. Kebijakan ini dilakukan setelah 150 pesawat mereka tak bisa terbang.

“Kami juga akan memangkas 60 persen penerbangan domestik,” kata CEO Qantas Alan Joyce, seperti dikutip New York Post, Selasa (19/5/2020).

2. British Airways

Maskapai British Airlines, yang diberitakan oleh kantor berita BBC yang dikutip Selasa (19/5/2020) telah merumahkan 30 ribu karyawannya akibat wabah Covid-19.

“Kami butuh melakukan ini untuk memastikan bisa selamat di kemudian hari,” kata Bos British Airways Alex Cruz.

Ia juga menambahkan, sebagian gaji selama dua bulan akan diberikan menggunakan dana talangan pemerintah Inggris, dengan besaran 2.500 poundterling per bulan untuk setiap orang.

3. Air France

Selanjutnya adalah maskapai Air France, dikabarkan telah merumahkan sementara 80 persen stafnya atau sekitar 40 ribu orang.

CEO Air France Ben Smith dalam pernyataan resminya yang dikutip dari laman situs aerotime.aero pada 17 Maret, kebijakan ini dilakukan karena kapasitas terbang turun 90 persen dan maskapai ini juga memarkir semua pesawat jenis Airbus A380s dan KLM Boeing 747s.

4. Air New Zealand

Terakhir adalah maskapai Air New Zealand yang dikabarkan telah merumahkan karyawannya sebanyak 3.500 pegawai atau setara sepertiga seluruh pegawainya pada awal April.

CEO Air New Zealand, Greg Foran, menyampaikan keputusan ini melalui email kepada para pekerjanya. Alasannya perusahaan merugi US$ 5,8 miliar karena pandemi.

“Bahkan kami memprediksi di akhir tahun perusahaan akan 30 persen lebih kecil dari sekarang,” mengutip dari Reuters, Selasa (19/5/2020).

5. Garuda Indonesia

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, merumahkan sementara 800 karyawan yang berstatus tenaga kerja kontrak selama tiga bulan sejak 14 Mei 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa kebijakan merumahkan karyawan dengan status kontrak tersebut merupakan upaya lanjutan yang perlu ditempuh disamping upaya-upaya strategi.

"Upaya ini tentunya untuk memastikan keberlangsungan Perusahaan tetap terjaga, ditengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak wabah Covid-19," ucap Irfan dalam keterangannya, Minggu (17/5/2020).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini