Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah keterbatasan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis di garis depan penanganan virus corona, sebuah terobosan sangat berarti berhasil dibuat PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC).
Perusahaan produsen bahan bangunan ini berhasil memodifikasi bahan polycarbonate untuk membuat face shield secara massal.
Perusahaan yang banyak menghasilkan produk untuk atap dan bahan bangunan lainnya ini merasa terpanggil untuk turut berkontribusi dalam penangulangan wabah, sebab masih memiliki korelasi dengan produk existing perusahaan.
Face shield merupakan peralatan penting bagi petugas medis berupa pelindung wajah transparan yang memblokir wajah dan mata dari kontak dengan cairan.
Ide awal
Ide awal pembuatan face shield ini dicetuskan oleh Phillip Tjipto, Head of Business Development IMPC.
Phillip terinspirasi dari beberapa perusahaan global yang menggeser lini produksinya untuk keperluan medis seperti Nike, Ford dan 3M yang memproduksi face shield, serta General Motors dan Dyson yang memproduksi ventilator.
Baca: IORA Dorong Kerjasama Pengembangan Vaksin dan Anti-Virus Covid-19
Baca: Di Tengah Pandemi Covid-19, BJB Syariah Sediakan Layanan Gadai Emas
Menurut Phillip, keputusan manajemen perusahaan untuk difersifikasi ke face shield dan alat alat penunjang pengetesan lainnya berlangsung sangat cepat.
“Inisiatif ini muncul pada tanggal 24 Maret lalu, ketika kami mengetahui bahwa tenaga medis kekurangan face shield serta kualitas produk yang kebanyakan impor masih kurang bagus. Dua hari berikutnya kami sudah menyiapkan sampel dan keesokan harinya sudah mulai produksi,” ujar Phillip dalam keterangan resminya, Jumat (22/5/2020).
Pekerjaan assembling atau perakitan face shield ini dilakukan oleh anak usaha IMPC, Kreasi Dasatama. Phillip juga mengatakan, perusahaannya tidak menyiapkan investasi yang besar untuk memproduksinya karena hanya mengalihkan sebagian besar peralatan mesin dan tenaga kerja untuk proses produksi.
Pada awal hari pertama produksi, IMPC bisa menghasilkan 800 face shield per hari.
“Dalam kurun waktu satu bulan, kapasitas produksi kami sudah bisa di atas 6.000 face shield per hari. Total keseluruhan produksi sudah sekitar 100 ribu item baik yang dijual dan didonasikan,” kata Phillip.
IMPC telah mengembangkan beberapa jenis varian face shield yang terbuat dari bahan plastik polycarbonate yang premium maupun bahan PP yang ekonomis.
“Untuk pengembangan produk ini kami melakukan studi dengan produk luar negeri yang menggunakan polikarbonat seperti di Eropa dan Amerika.
"Untuk aspek desain, kami selalu mendengarkan setiap feedback, mulai dari Kemenkes, BNPB, Rumah Sakit (serta fasilitas kesehatan lainnya) untuk menciptakan produk yang lebih baik,” tambah Phillip.
Menyadari besarnya risiko yang dihadapi oleh para tenaga medis terhadap paparan virus Covid-19, IMPC tak hanya memproduksi face shield, tetapi juga menghadirkan Intubation box dan bilik swab yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pekerja medis.
IMPC percaya bahwa langkah preventif merupakan sebuah solusi yang praktis, hemat biaya namun lebih efektif dibandingkan langkah kuratif dalam penangulangan virus Covid-19.
Karena itu IMPC juga memperkenalkan Protective Partition, yang umumnya digunakan sebagai pembatas antara kasir dan konsumen di toko ritel seperti supermarket dan minimarket, serta usaha yang berbasis loket lainnya.
“Di masa yang genting ini, sangatlah penting bagi perusahaan manufaktur untuk terus melakukan inovasi dan beradaptasi secara konstan terhadap perubahan pasar yang drastis," kata Philip.
"Ujian yang sebenarnya bagi perusahaan yang memiliki kapabilitas manufaktur yang kuat yaitu mencakup penggunaan sumber daya yang ada dan kemampuan untuk mengubahnya menjadi nilai yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” lanjut Phillip.
"Sekali lagi telah membuktikan bahwa kami dengan tanggap menciptakan produk produk baru dengan mesin, peralatan dan manusia yang tersedia. Dalam waktu beberapa bulan ke depan, kami masih akan meluncurkan beberapa varian produk baru khusus untuk penanganan aplikasi anti virus dan bakteria," ungkap Presiden Direktur Haryanto Tjiptodihardjo.