Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk restrukturisasi kredit senilai Rp 65 triliun hingga Rp 82,6 triliun untuk debitur yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19), hingga pertengahan Mei 2020.
Angka ini setara dengan 10 hingga 14 persen dari keseluruhan portofolio kredit yang berasal dari sekitar 72.000 debitur atau 10 persen dari total debitur di seluruh segmen.
"Kami berkomitmen membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam press conference Paparan Kinerja Triwulan I 2020 BCA, Rabu (27/5/2020) sore.
Jahja menilai ada potensi peningkatan nilai restrukturisasi kredit selama beberapa bulan ke depan yakni sekitar 20 hingga 30 persen dari total kredit yang berasal dari 250.000 hingga 300.000 debitur.
Pada triwulan I 2020, BCA dan entitas anak melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,6 triliun atau meningkat 8,6 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan operasional yang tinggi yakni sebesar 17,3 persen secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 19,6 triliun.
Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan kredit dan kinerja CASA yang solid.
"Posisi keuangan yang kokoh menjadi fondasi kuat bagi kami menghadapi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Posisi permodalan BCA solid dengan likuiditas yang sehat," kata Jahja.
Ia menjelaskan, sepanjang triwulan I 2020, perusahan mencatat pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan terutama didukung segmen korporasi, dibandingkan dengan pertumbuhan quarter over quarter (QoQ) yang tercatat negatif pada Maret 2019.
"Dalam kondisi saat ini, kami berkomitmen membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi COVID-19," jelas Jahja.
Portofolio kredit Bank BCA tumbuh 12,3 persen YoY menjadi Rp 612,2 triliun per Maret 2020.
Baca: Seperti Main Tebak-tebakan, Kebijakan Jokowi Soal Corona Dinilai Tidak Jelas
Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan kredit korporasi sebesar 25,4 persen YoY menjadi Rp 260,4 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM naik 5,0 persen YoY menjadi Rp 191,2 triliun.
Baca: Anies Minta untuk Sementara Waktu Jangan ke Jakarta Dulu
Sedangkan kredit konsumer tumbuh moderat sebesar 3,0 persen YoY menjadi Rp 154,9 triliun, seiring tren pertumbuhan pembelian rumah dan otomotif yang melambat.
Baca: Penumpang Penerbangan Domestik Tujuan Bandara Soetta Kini Wajib Miliki SIKM
Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BCA tumbuh 7,0 persen menjadi Rp 92,5 triliun.
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 2,1 persen YoY menjadi Rp 47,2 triliun dan outstanding kartu kredit turun 3,7 persen YoY menjadi Rp 12,4 triliun. Pada periode yang sama, pembiayaan syariah meningkat 19,8 persen YoY menjadi Rp 5,7 triliun.