Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menyatakan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025 bukan tidak mungkin tercapai.
Menurutnya, realisasi energi baru terbarukan tergantung dari pembuatan kebijakan dalam hal ini Presiden Republik Indonesia.
"Jadi bukan soal optimis atau pesimis. Nanti yang ada malah fatalism. Sangat tergantung dari policy maker karena butuh waktu paling tidak lima tahun untuk mengejar 23 persen," kata Sugeng dalam webinar Menakar Kembali Transisi Energi di Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Langkah awal, Sugeng menyebut pemerintah dapat melakukan substitusi energi listrik di Pulau Jawa yang berkisar 5 GigaWatt (GW) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dia menilai pengerjaan PLTS tidak membutuhkan waktu yang panjang serta tidak membutuhkan energi tambahan untuk menghasilkan daya listrik.
"Segera kita lakukan dengan sebuah kegiatan direction yg kuat. Utamanya menurut hemat saya Presiden harus tegas, mengapa? karena sumber daya energi kita besar," papar Sugeng.
Board of Director at International Geothermal, Abadi Poernomo menambahkan bahwa secara regulasi sudah siap namun hanya menunggu kemauan pemerintah.
"Tinggal menunggu political will pasti bisa tercapai. Artinya kita boleh mundur selangkah tapi harus dua kali melangkah maju," kata Abadi.
Dia mendukung pengembangan energi surya yang seharusnya sudah mulai diaplikasikan untuk mendukung EBT.
"Dimulai dari bangunan-bangunan baru harganya di atas Rp2 miliar diharuskan memakai panel surya atau rooftop. Termasuk juga gedung-gedung pemerintah," tukasnya.