TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 berimbas pada berbagai sektor ekonomi.
Tidak hanya korporasi besar, dampak langsung juga dirasakan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Terkait hal tersebut, Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan kepada pemerintah untuk bijak mengambil keputusan.
Hal tersebut dipaparkannya berkaca pada pertumbuhan ekonomi domestik yang anjlok di angka 2,97 persen pada kuartal pertama tahun 2020 serta defisit yang diperkirakan terjadi pada kuartal kedua.
Baca: Kasus Baru Covid-19 Meningkat, Praktisi Kesehatan Sarankan Ganjil Genap Tidak Diterapkan Dulu
Sandi mengingatkan kepada pemerintah untuk dapat mendorong sektor ekonomi keluarga dan juga sektor UMKM.
Karena diyakininya, sektor ekonomi keluarga dan UMKM secara langsung mendorong konsumsi sebagai roda pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya melihat keadaan ekonomi sekarang di mana kuartal pertama pertumbuhan ekonomi kita anjlok ke 2,97 persen pertumbuhannya dan diperkirakan pada kuartal kedua ini angkanya bisa kemungkinan negatif atau nol persen, yang harus menjadi fokus pemerintah adalah sektor ekonomi keluarga dan juga sektor UMKM," jelas Sandi.
"Di sini banyak sekali masyarakat yang ada di strata ekonomi terbawah, terutama juga yang kita lihat dari masyarakat yang turun kelas, dari masyarakat menengah atau aspiiring middle class menjadi masyarakat yang ada di kategori pra sejahtera," tambahnya.
Selain itu, dirinya beralasan karena sektor UMKM memiliki porsi yang sangat besar dalam menggerakkan ekonomi bangsa.
Jumlahnya tercatat ada sebanyak 64 juta jiwa atau sebesar 60 persen dari ekonomi nasional.
Tidak hanya itu, sektor UMKM pun ditegaskannya menciptakan 97 persen lapangan kerja.
"Saya yakin kalau fokus pemerintah di bulan April sampai bulan Juni ini sektor ekonomi keluarga, sektor UMKM dan seluruh paket kebijakannya bisa terekseskusi, mestinya akan terjadi suatu revitalisasi atau suatu rebound yang bisa dirasakan ekonomi kita di kuartal ketiga dan kuartal keempat," papar Sandi.
"Sehingga pada kuartal pertama 2021 tahun depan, mudah-mudahan kita bisa mencapai tingkat pertumbuhan sebelum kita terkena pandemi," tambahnya.
Jaring Pengaman Ekonomi
Bersamaan dengan hal tersbeut, Sandi mengungkapkan sektor konsumsi, sektor perdagangan ataupun seluruh sektor yang dapat mendorong ekspor impor juga harus menjadi fokus pemerintah.
Lewat surplus neraca perdagangan yang didorong pelaku UMKM sebagai jaring pengaman ekonomi, likuiditas terjaga yang berujung pada pemulihan ekonomi negeri.
"Sekarang para UMKM mengeluh, juga usaha-usaha besar juga mengeluh, bahwa setelah penurunan omzet yang drastis selama tiga bulan terakhir mereka membutuhkan fasilitas likuiditas," jelas Sandi.
Menjawab kesulitan para UKMM, dirinya mengaku tengah melakukan advokasi penyaluran kredit bagi pelaku UMKM yang diberinya nama KAPERA, yakni Kredit Pemulihan Ekonomi Rakyat.
Besaran pinjaman dalam KAPERA katanya mencapai sekitar Rp 50 juta per pelaku UMKM yang dijamin oleh pemerintah.
Kredit ini diharapkan bisa membantu modal kerja para pelaku UMKM untuk membuka usaha mereka pascarelaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Ini yang kita harapkan bisa kita wujudkan dalam periode yang tidak terlalu singkat," ungkap Sandi.
"Dan bukan hanya paket ekonominya, tapi akselerasi dan eksekusi dari paket ekonomi ini yang sudah lama ditunggu, karena banyak sekali masyarakat di bawah belum merasakan realisasi dari paket-paket ekonomi ini," tambahnya.
"Itu yang harus jadi fokus kita," kata Sandi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ekonomi Anjlok Imbas Virus Corona, Sandiaga Uno Ingatkan Pemerintah Genjot Ekonomi Keluarga dan UMKM