Laporan Reporter Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak perusahaan nasional di bidang jasa keuangan bisnisnya keburu layu sebelum berkembang.
Hal demikian menurut dosen pascasarjana program Magister Manajemen dan MARS Universitas Pelita Harapan, Dr. Robertus Maria Bambang Gunawan, S.H, M.M, M.Kn., bisa terjadi akibat mereka tidak menerapkan risiko dan tata kelola perusahan yang terintegrasi.
"Pelaksanaan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan sudah merupakan solusi dan kebutuhan mendesak bagi konglomerasi industri keuangan nasional untuk meraih compliance atas aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagian besar induk perusahaan ini adalah bank dengan anak perusahaan yaitu bank, sekuritas, multifinance, dan asuransi,” ujar Dr. Robertus, Jumat (21/8/2020).
Robertus memaparkan, upaya meningkatkan kesehatan dan kompetisi konglomerasi industri keuangan perlu disusun berdasarkan arsitektur yang terintegrasi bagi industri jasa keuangan nasional ke dalam suatu kerangka kerja yang komprehensif.
"Tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan adalah ketentuan induk yang menaungi pendekatan organisasi melintasi ketiga bidang ini," ujar Robertus lagi.
Dalam kariernya Robertus dikenal sebagai profesional yang berpengalaman di berbagai bidang usaha.
Baca: Bamsoet Desak OJK Segera Tuntaskan Sengkarut AJB Bumiputera
Baca: Jokowi Diminta Turun Tangan Awasi Industri Keuangan Akibat Maraknya Kasus Gagal Bayar
Antara lain, perbankan, multifinance, pertambangan serta dirinya pun dikenal luas sebagai akademisi aktif.
Namanya kian meroket seusai menulis buku berjudul 'Good Governance, Risk Management and Compliance.
Komisaris Utama di PT Sarana Global Finance Indonesia dan PT Binuang Mitra Bersama ini juga kerap menjadi pembicara dan memberikan kuliah umum di berbagai universitas tentang tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan.
Ia juga kerap menyampaikan pandangannya tentang tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan dinilai sangat menunjang perkembangan bisnis suatu entitas usaha, utamanya entitas usaha keuangan untuk mencapai target yang ditetapkan.
Robertus juga kerap memberikan masukan kepada pemerintah melalui beberapa tulisan atau saat menjadi pembicara khususnya yang berkaitan dengan permasalahan tata kelola perusahaan, pengelolaan risiko dan penerapan aspek kepatuhan di perusahaan.