Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten batubara PT Atlas Resources Tbk (ARII) mengalokasikan belanja modal (capex) senilai 18 juta dolar AS untuk perbaikan infrastruktur penunjang di wilayah tambang di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.
Direktur Independen Atlas Resources Lidwina S Nugraha menjelaskan belanja modal infrastruktur sepanjang semester I 2020 itu telah mencapai 9,5 juta dolar AS dari budget 18 juta dolar AS.
"Fokus perusahaan penyelesaian infrastruktur penunjang yaitu jalan angkut bypass dan pelabuhan untuk peningkatan produksi dan efisiensi biaya pengangkutan batubara dengan budget 18 juta dolar AS," ujar Lidwina di kantor Atlas Resource, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020).
Lidwina meyakini perbaikan infrastruktur tersebut akan segera rampung sehingga perusahaan bisa kembali mencetak laba di penghujung tahun 2020.
Dia juga menegaskan harga batubara yang tidak stabil serta adanya pandemi Covid-19 tidak memberi dampak ke pasar ekspor sebesar 40 persen.
Baca: Harga Gasifikasi Batu Bara Diyakini Bisa Lebih Murah Dibanding LPG
ARII justru optimistis lantaran harga batubara diprediksi akan rebound.
"Bulan Juni Harga Batubara Acuan (HBA) ada di level 52,98 dolar AS. Menurut ESDM HBA pada akhir tahun 2020 diperkirakan di level 59-61 dolar AS, sedangkan di tahun 2021 diperkirakan 66-67 dolar AS atau naik lebih kurang 12 persen," terangnya.
ARII memproyeksi penjualan pasar ekspor ke India, Malaysia, China menjadi lima juta ton dalam kurun waktu empat tahun.
Selain itu, ARII telah menyepakati kontrak penjualan baru dengan PT PLN (Persero) sebagai pasar potensial di dalam negeri.
"Perseroan melalui anak usahanya PT Hanson Energy mempunyai perjanjian pasokan batubara dengan PLN untuk PLTU antara lain Power Plant Lontar, Labuhan, Suralaya Baru, Tarahan Baru, Bangka, Belitung, Teluk Sirih, Pangkalan Susu, Pelabuhan Ratu, Nagan Raya, Labuhan Angin, dan Jawa VII," imbuh Lidwina.