Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan, koreksi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.
Ketua Komite Tetap Bidang Waralaba, Lisensi dan Kemitraan Kadin Indonesia Levita Supit mengatakan, angka kemiskinan berpotensi bertambah menjadi 5,71 juta orang dan pengangguran mencapai 5,23 juta orang.
"Koreksi pertumbuhan ekonomi ini akan menimbulkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Kemiskinan akibat banyaknya terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja)" ujarnya dalam webinar, Rabu (2/9/2020).
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Belum Positif, Indonesia di Ambang Resesi
Menurut Levita, upaya pemerintah merumuskan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat dampak pandemi corona atau Covid-19 adalah kebijakan luar biasa.
"Covid-19 menyebar cepat dan meluas, sehingga butuh Perpu untuk penanganan pandemi Covid-19 dalam rangka mengatasi ancaman krisis ekonomi dan keuangan. Ini karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memiliki konsekuensi berhentinya aktivitas ekonomi hingga penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor," katanya.
Menurutnya, berbagai langkah luar biasa pemerintah itu sebagai upaya menjaga agar pertumbuhan ekonomi dan dampak kesejahteraan sosial tidak menuju skenario sangat berat.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun tajam hingga minus. Kita bukan hanya sekedar hadapi bencana kesehatan, tapi juga telah menimbulkan kekacauan di sekitar ekonomi," pungkas Levita.